Jakarta (MT) – Jambore Nasional Mahasiswa Indonesia yang digelar di Cibubur Jakarta Timur, Sabtu (4/2), berakhir tidak menyenangkan. Sebagian pihak mahasiswa dari beberapa Universitas diusir dari forum yang dibuka dua Menteri Kabinet Kerja Jokowi-JK, Amran Sulaiman (Mentan) dan Rudiantara (Menko Info) itu.
Kordinator Aliasi Mahasiswa Indonesia, Zainuddin Arsyad mengatakan, ada beberapa mahasiswa dari UMY, UIJ, UBK, dan Universitas Ibnu Khaldun Jakarta yang diusir dari forum tersebut. “Alasanya karena mereka mengkritisi kinerja pemerintah saat ini,” katanya saat menyampaikan sikap di Kantor MUI, Senin (6/2).
Bahkan, saat ini (6/2), sebagai hari akhir dari kegiatan tersebut ada ratusan mahasiswa dari Aceh, Sulawesi, Lampung, Padang, dan beberapa kota lainnya terpaksa harus walk out. Mereka melihat kegiatan tersebut banyak kejanggalan dan sarat dengan kepentingan politik tertentu. Zainuddin pun menjelaskan satu per satu.
Kejanggalan pertama, bendera nasional tidak disediakan panitia dan tidak dipasang. Akibatnya, peserta membawa bendera dan naik ke panggung.
Kemudian, tidak ada logo Pancasila, pembukaan acara tidak diakhiri pembacaan doa dan kitab suci Alquran. Kejanggalan lain, ada peserta yang tidak membawa undangan resmi, isi materi banyak menyudutkan ormas Islam dan mantan preside RI ke-6, dan pengusiran mahasiswa dari ruangan acara karena kritis terhadap pemerintah dan salah satu pemateri mengatakan komunisme di Indonesia sudah tidak ada.
Zainuddin mengatakan, dalam forum tersebut telah banyak pengkhianatan yang dilakukan panitia terhadap bendera, agama, dan juga Pancasila. “Pengkhianatan terhadap agama karena tidak adanya pembacaan doa sesuai dengan tradisi Indonesia sebagai negara Pancasila,” katanya.