Catatan AP CUP Umsida 2024, Gelar Kompetisi Futsal hingga Bahas Transformasi Sepak Bola

Catatan AP CUP Umsida 2024, Gelar Kompetisi Futsal hingga Bahas Transformasi Sepak Bola

SIDOARJO (WartaTransparansi.com) – Upaya lebih mendapatkan penguatan hubungan kampus dengan publik, Prodi Admistrasi Publik Umsida gelar kompetisi Futsal tingkat SMA se-Jatim dan seminar nasional membahas transformasi sepak bola nasional.

Seminar dengan menghadirkan Exco PSSI Ahmad Riyadh UB. PhD dan Rendi Irwan (mantan pemain nasional dan kapten Deltras) dirangkai bersamaan
Awarding Ceremony Kompetisi AP Cup 2024. Sekedar catatan untuk kegiatan futsal dan seminar, memang cukup baik. Tetapi karena kampus merupakan bagian dari agen perubahan, maka tidak berhenti pada acara seremonial saja. Paling ada rekomendasi disampaikan kepada federasi Futsal dan PSSI.

Dengan demikian, kegiatan kompetisi futsal minimal ada catatan di federasi futsal Jatim, dengan berbagai pernik selama kompetisi berlangsung.

Minimal menyajikan data kepada publik bukan sekadar hasil kompetisi? Tetapi bagaimana memberikan saran dan kritik konstruktif untuk perkembangan futsal.

Sekurang-kurangnya menyampaikan data pemain potensi dan berbakat, kepada federasi dan tindak lanjut dari kompetisi ke depannya.

Apalagi, AP CUP 2024 dengan gelaran kompetisi Futsal tingkat SMA/SMK Sederajat se-Jawa Timur, di Lapangan Futsal Fatkhi Center Tanggulangin Sidoarjo pada 21-25 Februari 2024. Banyak pemain berprestasi tampil.

Bahkan, Rendi Irwan memberikan semangat dengan sejumlah kiat, dari prestasi bermain futsal ke lapangan sepak bola. Ketika
seminar nasional dan talkshow membahas Kebijakan Transformasi Pengembangan Industri Sepak Bola Nasional di Aula KH. Mas Mansyur Lantai 7 GKB 2 Kampus 1 Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Kamis (29/2/2024).

Di hadapan seluruh peserta kompetisi dan mahasiswa AP Umsida, Ketua Prodi AP Umsida, Ilmi Usrotin Choiriyah menyampaikan bahwa rangkaian kompetisi yang diselenggarakan selama minggu lalu ini mengusung tema Tingkatkan Sportivitas, Raihlah Prestasi Tanpa Batas.

Dalam pertandingan, lanjutnya, ternyata tidak hanya keterampilan yang menentukan, tetapi nasib dan keberuntungan juga memiliki peran penting. “Bahkan, acara ini tidak hanya tentang kemampuan bermain, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat persaudaraan dan semangat kebersamaan kita. Semoga dengan suksesnya program APCUP 2024 ini, akan menjadi kenangan yang terindah dan tak terlupakan. Selamat kepada para pemenang kompetisi APCUP 2024.” kata Ilmi.

Selain itu, Poppy Febriana, M.Med.Kom selaku Dekan FBHIS, Umsida dalam keterangannya memaparkan bahwa sepak bola bukan sekedar permainan saja, tetapi juga sebagai industri. Menurutnya, karena sepak bola ini semakin berkembang dan menuju era industri sepak bola. Berbagai elemen usaha ikut merasakan dampak ekonominya.

Salah satu contoh, menurut dia, ketika Irfan Bahdin baru merumput di Indonesia, tukang pangkas rambut pun, dapat rejeki karena banyak yang potong rambut model pemain blasteran itu.

Ahmad Riyadh UB PhD yang juga Ketua Asprov PSSI Jatim, lebih banyak membahas transformasi dari pertumbuhan ekonomi kecil hingga percepatan prestasi pemain nasional.

Bicara sepak bola, kata Riyadh,
di Indonesia setiap sore hari ini olahraga masyarakatnya, main sepakbola, sama seperti di Brazil, Argentina, dan negara negara Eropa yang sudah juara dunia. Tetapi Indonesia masih baru mulai bangkit lagi untuk berprestasi di kawasan asia dan dunia.

“Transformasi (percepatan) gebrakannya mulai tahun 2019, pemerintah baru mengeluarkan Instruksi Presiden, spesifik khusus percepatan pembangunan prestasi sepak bola,” ujar Riyadh.

Jadi penekanan dari Inores itu, menurut Riyadh, bukan stadion yang mewah, yang diwajibkan membuat lapangan latihan dan tempat Diklat semacam training centre, semua menteri dilibatkan termasuk menteri agama.

Wajah sepak bola, menurut Riyadh, juga sedang disamakan dengan model kepelatihan dari Jerman, sehingga
pembinaan prestasi mudah. Bukan masing masing klub kiblat negara tertentu. “Sehingga ke depan pelatih kurikulumnya sama,” tandasnya.

Wajah sepak bola, lanjut dia, perwasitan kiblatnya Jepang yang menugaskan termasuk orang Jepang, sehingga jujur dan adil, murni karena tidak ada kepentingan.

“Pelatih kiblatnya Jerman, sehingga sepak bola sebagai hiburan dan prestasi akan berkembang bersamaan. Kita lihat sekarang yang datang ke stadion suami isteri mengajak anaknya. Berarti keamanan terjamin,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Riyadh, tidak kalah penting dalam transformasi, yaitu suksesnya sepak bola bagi sektor industri, kalau orang menonton sepak bola menonton sudah seperti menonton konser musik.

Sedangkan berbicara naturalisasi, menurut Riyadh dan Rendi, sama sama tidak ada masalah sepanjang untuk prestasi Timnas dan sesuai kebutuhan tim.

Bahkan, Rendi berbagi resep akrab
dengan pemain asing, termasuk makan durain. Dan berbicara sepak bola itu seperti keluarga sendiri, suka duka bahagia senang.

“Kita membangun cimestri di lapangan kita duduk di lapangan, kita bilang kompak, kompaknya seperti keluarga. Bahkan kalau kita menang bonus kita kasihkan yatim piatu, makan bareng pemain asing David Silva kita belikan bebek, Dutra lainnya. Jadi semakin akrab,” kata Rendi.

Hendra Sukmana selaku moderator menarik kesimpulan bahwa masa depan sepak bola lebih baik. Kebijakan sepakbola lebih terarah hingga berhasil masuk 16 besar negara di asia .

Sementara itu, Riyadh mengapresiasi AP CUP 2024, “Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan acara ini. Untuk para pemenang, saya ucapkan selamat karena telah berhasil memenangkan pertandingan. Jika ada peserta yang masih belum meraih juara, tetap berlatih agar di AP CUP 2025 dapat memenangkan kejuaraan. Selamat juga bagi Prodi AP yang melaksanaan salah satu intruksi dalam percepatan sepak bola di Indonesia. Sepak bola itu sesuatu yang unik, olahraga ini adalah tim ujung timur hingga barat di seluruh Indonesia.” Tutur Ahmad Riyadh U.B, Ph.D selaku Exco PSSI Pusat.

Rendi sebagai salah satu narasumber juga mencontohkan bahwa “banyak sebelumnya yang menjadi pemain futsal, kemudian menjadi pemain sepak bola. Dirinya berharap semua peserta dapat meraih kesuksesan di industri sepak bola dan sukses untuk mimpi yang ingin gapai. Industri sepak bola kini juga semakin bagus karena banyaknya sponsor yang masuk,” pungkas Rendi Irwan

“Sebuah klub, seperti contohnya Persebaya, mendapatkan sponsor dari Kapal Api sebesar Rp 24 miliar per tahun. Dari penjualan tiket, mereka bisa mampu mendapatkan Rp miliar per pertandingan.

Sekian itu, FIFA telah mengeluarkan surat resmi yang menegaskan bahwa klub harus memiliki badan hukum. “Terbukti ada klub yang sehat ada di Indonesia. Bahkan ketika terjadi pandemi COVID-19 dan sepak bola terhenti, banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang harus tutup. Sekarang ada banyak elemen yang mendukung industri sepak bola. Harapan saya adalah agar industri sepak bola dapat dikelola dengan baik oleh para pemangku kepentingan.” harap Ahmad Riyadh

Rendi Irwan juga menambahkan bahwa sepakbola sekarang sudah menjadi industri dan modern pada era-era naturalisasi yang dimulai tahun 2010 lalu, menurutnya hal tersebut bukanlah persaingan untuk menjadi terbaik. Namun, hal itu juga bisa menjadi contoh dalam cara kita menghadapi gaya hidup dan etika.

“Saat ini, sepak bola lebih fokus pada sikap individu. Persaingan dianggap baik untuk perkembangan individu para pemain,” kata Rendi

Kompetisi AP CUP 2024 yang diikuti diikuti 28 tim sekolah dari SMA/SMK Sederajat se-Jawa Timur keluar sebagai pemenang:
-Juara 1 SMA Al Islam Krian
-Juara 2 SMK Walisongo gempol
-Juara 3 SMAN 1 Wonoayu
-Tim Fair Play SMKN 1 Sidoarjo.
(*)