Jalan Rusak Ganggu Perekonomian Jatim

Jalan Rusak Ganggu Perekonomian Jatim

SURABAYA (MT) – Rusaknya sejumlah jalan akibat tingginya curah hujan dan banjir berpengaruh pada perekonomian di Jawa Timur. Ini karena jalan cukup pempengaruhi sejumlah sektor penting pada Produk Domestik Bruto (PDRB).

Hal itu diungkapkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Jawa Timur, Budi Setiawan di Gedung Grahadi Surabaya, Rabu (8/2).

PDRB Jatim senilai Rp 1,855 triliun ini dipengaruhi beberapa sektor. Di antaranya industri dan pengolahan sebesar 28,92 persen, perdagangan 18 persen dan pertanian 13,31 persen. “Ketiga sektor ini sangat dipengaruhi kondisi jalan,” ujarnya.

Kerusakan jalan nasional sangat berpengaruh terhadap aktivitas barang dan jasa, karena biaya akan bertambah. “Cost produksi akan tinggi dan dibebankan pada produsen ataupun tingkat petani, sehingga mempengaruhi NTP (Nilai Tukar Petani),” lanjutnya.

Kerusakan jalan juga berpengaruh pada ongkos distribusi barang dan jasa. Padahal sektor ini memegang pengaruh 25 persen PDRB Indonesia. Angka ini sangat besar jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia yang 11 persen dan Singapura 9 persen.

Menurutnya, faktor jalan ini menjadikan biaya produksi tidak efisien dan mengurangi daya saing Jatim. Padahal hasil penelitian dari Singapore Institut Liquan Yu, daya saing Jatim saat ini nomor 2 setelah DKI Jakarta.