SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pemkot Surabaya bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP Swasta, sepakat melakukan evaluasi lembaga pendidikan yang minim siswa. Juga akan menelusuri 4.000 siswa lulusan SD yang belum masuk SMP Negeri maupun swasta di Kota Surabaya.
Evaluasi dilakukan dengan melihat perkembangan jumlah siswa dalam SMP tersebut dalam dua tahun ke depan.
“Kalau ada sekolah yang tidak ada muridnya, kami sepakat dengan MKKS. Ini dilihat 4 tahun ke belakang, kalau (jumlah) muridnya masih tetap saja, kita evaluasi berikan kesempatan dua tahun ke depan,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Selama dua tahun ke depan, Eri menyatakan, bahwa pemkot melalui Dinas Pendidikan (Dispendik) akan memberikan pendampingan kepada SMP swasta tersebut. Jika sudah didampingi selama dua tahun namun masih saja sepi peminat, maka bisa dilakukan merger dengan sekolah lain.
“Kita dampingi, kalau toh tidak ada lagi, nanti kita akan berbicara dengan swasta. Karena kasihan, kalau sekolah ini tidak dimerger, muridnya dua atau tiga, terus bagaimana operasional sekolah ini. Tapi bukan berarti (2023) dia tidak dapat murid, karena jika ditarik 4 tahun ke belakang pun, jumlah (muridnya) tetap sama,” jelasnya.
Menurutnya, ada sekitar 10 SMP swasta di Kota Surabaya yang sepi peminat selama 4 tahun ke belakang. Karena itu, pemkot bersama MKKS SMP swasta sepakat untuk melakukan evaluasi terhadap sekolah yang sepi peminat tersebut.
“Kita coba berikan kesempatan, kita sepakat dengan MKKS dua tahun ke depan kita lihat jumlah muridnya seperti apa, sambil dia (sekolah) menaikkan kemampuannya. Kalau misalnya (dua tahun ke depan) sudah tidak bisa lagi, ya sudah,” katanya.
Eri juga mengungkapkan, bahwa pada tahun ajaran 2023/2024 ini, ada sekitar 17.044 anak yang diterima masuk SMP Negeri Surabaya. Sedangkan yang masuk ke SMP swasta, jumlahnya sekitar 17.146 anak.
Hanya, lanjutnya, jumlah siswa yang diterima SMP Negeri turun selama dua tahun terakhir. “Jika tahun-tahun sebelumnya, SMP Negeri itu bisa menerima sampai 20.000 siswa pada tahun 2021. Kemudian turun menjadi 19.000 siswa di tahun 2022,” sebutnya.