MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Walikta Mojokerto Ika Puspitasari melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) gencar melakukan edukasi serta memberikan bantuan pangan bernutrisi pada orang tua balita stunting yang menyebar di 18 kelurahan di pendopo Sabha Kridatama Rumah Rakyat Kota Mojokerto, Selasa (28/3/2023). Upaya ini dimaksudkan agar di Kota Mojokerto tidak kecolongan bertambahnya balita yang terindikasi stunting.
“Meski orang tua balita stunting belum bisa kita hadirkan semua, semoga kedepan bisa kita hadirkan di lain kesempatan sehingga semua orang tua yang memiliki balita stunting bisa mendapatkan edukasi dan bantuan seperti ini,”jelas Ning Ita sapaan akrab wali kota.
Menurut Ning Ita yang paling penting dalam mencukupi asupan gizi dan nutrisi bagi balita stunting adalah pola ketelatenan dalam mengasuh. Mengingat kasus balita stunting biasanya disebabkan karena ketidaktelatenan orangtua.
“Balita itu sudah ada standart pemenuhan nutrisinya, nah biasanya banyak orangtua yang tidak telaten. Poin pentingnya ada pada ketelatenan, kesabaran orangtua. Makanya kami berikan edukasi seperti ini,” tegas Ning Ita.
Guna mendukung Kota Mojokerto bebas adanya balita stunting, telah disiapkan sebanyak 1600 kader motivator dan 99 prameswari serta tenaga kesehatan di puskesmas se-Kota Mojokerto. “Banyaknya SDM yang kita miliki kalau kita gerakkan bersama-sama maka tidak akan sulit untuk mecapai sasaran penurunan stunting,” jelasnya
Secara terpisah, Plt. kepala DKPP Kota Mojokerto Moch. Hekamarta Fanani menjelaskan bahwa kegiatan edukasi ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Kota Mojokerto yang sehat, cerdas, aktif, dan produktif.
“Kegiatan ini merupakan tindaklanjut komitmen bersama seluruh stakeholder dan masyarakat dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kota Mojokerto,” katanya.
Heka juga mengatakan bahwa Pemkot Mojokerto dan masyarakat harus selalu bersinergi, berkoordinasi, bekerjasama baik lintas sektor, lintas kegiatan, lintas program yang terintegrasi untuk mewujudkan zero sunting di Kota Mojokerto.
“Ini dalam rangka mendukung program prioritas Wali Kota Mojokerto, yang diharapkan tahun 2024 sudah tidak ada lagi anak stunting di Kota Mojokerto,” terangnya.
Ditabahkan selama ini Pemkot Mojokerto terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai program, diantaranya GEMPA GENTING yang merupakan akronim Segenggam Sampah Gawe Atasi Stunting.
DASHAT yang merupakan akronim dari Dapur Sehat Atasi Stunting, serta CANTING GULO MOJO akronim dari Cegah Stunting Gerak Unggul Pemberdayaan Masyarakat Kota Mojokerto.
Melalui berbagai program tersebut, berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Balita Berbasis Masyarakat (EPPGBM) angka prevalensi stunting Kota Mojokerto tahun 2022 hanya tinggal 3,12 persen. (gia)