Surabaya – Sungguh memperihatinkan anak anak yang harusnya sibuk dengan belajar menjadi korban teroris. Bahkan menjadi korban radikalisme. Contohnya kasus bom di tiga Gereja dan Mapolresrabes Surabaya pada Minggu dan Senin lalu.
Ini perlu pencegahan. Dan karenanya pemprov Jatim perlu menggandeng KPAI dalam program programnya. Sebab KPAI punya pengalaman dalam penanganan anak anak.
Ketika menerima Ketua KPAI ( Komisi Perlindungan Anak Indonesia) Susanto di kantor Gubernur Jatim, Soekarwo menjelaskan, setidaknya terdapat pilot project di Jatim untuk mencegah radikalisme pada anak. “Atau minimal sharing informasi antara KPAI dengan Pemprov. Jatim” ujarnya
Dua Dinas yang harus terlubat yautu Dinas Sosial Dinas dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependukan Prov. Jatim.
Untuk menindaklanjuti gagasan ini Gubernur segera mengundang Forkompimda dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Jatim terkait radikalisme.
Terkait penanganan anak korban terorisme di Jatim, Pakde Karwo menjelaskan semua anak yang menjadi korban terorisme beberapa hari terakhir ini telah didampingi para psikolog.
Sementara itu Ketua KPAI Susanto mengatakan, KPAI datang ke Jatim untuk memberikan atensi secara khusus kepada para anak yang terkait terorisme, baik dugaan keterlibatan terorisme maupun sebagai korban. Meskipun posisinya sebagai sebagai pelaku, tetapi perspektifnya tetap sebagai korban.
Sesuai dengan mandat UU Perlindungan Anak, jelasnya, KPAI harus melakukan proses pengawasan dan memastikan adanya perlindungan kepada anak. Untuk itu, KPAI melihat penanganan yang ada di Jatim, terutama dalam proses rehabilitasi pada anak.
Menurutnya, kebutuhan rehabilitasi terhadap anak terduga pelaku dan dan korban harus sekomprehensif mungkin, baik rehab terhadap medis, psikis, sosial, hingga sentuhan keagamaannya.
Ke depan, Susanto menyampaikan, KPAI akan mengumpulkan anak-anak dan keluarga untuk mencegah radikalisme. Salah satunya dengan memberikan literasi media sosial pada anak dan keluarga, mengingat media sosial memiliki informasi yang tak terbendung.
Ia berharap dengan langkah yang dilakukan ini anak-anak beserta keluarga bisa mempunyai daya tangkal sekaligus proteksi terhadap anak. (min)