KUALA LUMPUR (WartaTransparansi.com) – Walaupun hampir seluruh kota-kota besar sudah berubah menjadi metropolitan dengan berbagai sentuhan modern, terutama digitalisasi komunikasi, tetapi budaya oleh-oleh (membawa pulang makanan atau bentuk lain) masih begitu kental alias begitu kuat menjadi bagian dari akhir perjalanan.
Mulai dari oleh-oleh obat seperti Panadol dengan warna sesuai peruntukan, coklat dengan berbagai kemasan, biskuit dengan rasa khusus, juga nastar dengan cita rasa sangat nikmat.
Oleh-oleh lain membeli sejumlah pakaian, baik untuk sendiri maupun anak, keluarga, atau saudara. “Karena rasanya nastar di Kuala Lumpur memang berbeda, lebih terasa dan sangat enak, maka saya cukup membawa oleh-oleh nastar,” kata Husein dan Yunus Yamani.
Isa Bahmid bahkan tidak hanya membawa oleh-oleh nastar, tetapi hampir lengkap mulai pakaian hingga coklat berbagai kemasan, dan obat-obatan, “Ya untuk menyenangkan anak dan cucu Yik “ kata Isa dengan nada khas.
Yopie Mahri, Cholid Ghoromah, Husein dan Thoriq serta Salim konsentrasi chek-up kesehatan, tetapi juga tetap memilih beberapa oleh-oleh.
Zein Zubaidi, Yasir Bahanan, Aiman Smeer, M Nabiel, Mohammad Badri, Ahmad Riyadh selain membawa oleh-oleh khas juga memburu makanan khas, walaupun tidak berbeda jauh dengan di Surabaya dan Jakarta. “Tetapi di Hadi Hadramaut, ada roti canay agak kering dalam bentuk bulat lebar, itu khasnya dan makanan nikmat pada saat pelesir seperti sekarang ini,” kata mereka menikmati masakan makanan khas Arabia di Malaysia.