SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pengamat politik Surokim Abdussalam menilai langkah Partai Golkar bersama Ketua Partainya, Airlangga Hartarto cukup wajar jika akhir-akhir ini menunjukkan kedekatannya dengan kalangan Nahdliyin untuk menuju Pemilu 2024 mendatang.
Sebab, Partai Golkar yang selama ini dikenal sebagai partai tengah nasionalis tentu ingin memanfaatkan kedekatan itu dalam menguatkan posisi poros nasional religius.
Dia mengakui bahwa pemilih tradisional religius sejauh ini masih cukup signifikan jumlahnya. “Golkar sadar betul sebagai partai tengah nasionalis selalu membutuhkan penguatan dukungan dari pemilih tradisional religius yang sejauh ini masih cukup signifikan jumlahnya. Dan ini tentu akan menguatkan kekuatan poros nasional religius yang terbukti ampuh untuk Pemilu Indonesia,” papar Dosen Universitas Trunojoyo Madura kepada WartaTransparansi.com, Jumat (16/9/2022)
Surokim yang juga peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) menanggap dalam persaingan menuju Pemilu, dukungan politik yang terjadi di Indonesia tentunya tidak harus melalui hitung-hitungan matematika. Sebab, segmen pemilih menurutnya selalu dinamis. “Jadi biasanya dinamika terjadi di dalam dukungan politik hingga saatnya tiba. Justru dengan membangun relasi positif saya fikir akan bisa memberikan manfaat banyak hal untuk partai,” jelasnya.
Karena itulah, wajar menurut Surokim bahwa Golkar kali ini menyadari betul hal itu. Jika kemudian mendekat ke segmen pemilih tersebut, dia menilai masuk akal dan prospektif. Karena sejauh ini kantong-kantong suara pemilih tradisional di tanah air memang masih didominasi oleh patron kiai dan juga pesantren.
“Maka wajar jika tokoh-tokoh Golkar rajin sowan. Saya fikir pikir itu bagian dari ikhtiar politik untuk menguatkan dukungan dan sah-sah saja. Apalagi Jatim ini basis pemilihnya nahdliyin.
Menguatkan dukungan dari pemilih nahdliyin itu jelas prospektif bagi Golkar sebagai salah satu kekuatan partai tengah. Dan itu ikhtiar politik yang juga cerdas,” ungkap Surokim.
Yang tak kalah pentingnya lanjut Surokim bahwa kedekatan dengan suara pemilih tradisional khususnya kaum nahdliyin minimal mampu mengurangi resistensi dan daya tolak. Sehingga tentu dapat membuka peluang ekspansif.
“Saya kira hampir semua partai mendekat ke segmen pemilih nahdliyin itu, berharap tuah seperti itu. Khususnya untuk berkah power simbolik para kiai sebagai patron utama warga nahdliyin. Saya kira Golkar arahnya ke sana dengan rajin sowan ke pesantren,” tutupnya.
Seperti diketahui, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam kunjungan ke Jatim, pekan ini, selain ke Surabaya juga mengunjungi dua pondok pesantren di Probolinggo.
Airlangga didampingi sejumlah elite Partai Golkar. Kunjungan itu untuk menjalin kembali kedekatan Partai Golkar dengan ulama di Jawa Timur (Jatim).
Airlangga berkunjung ke Ponpes Zainul Hasan Genggong dan Ponpes Nurul Jadid, Paiton.
“Kami hanya ingin silaturahmi bertemu dengan Kiai Mutawakkil dan keluarga besar Ponpes Genggong. Juga ke Kyai Zuhri Zaini pengasuh Ponpes Nurul Jadid. Tidak ada yang lain,” ujar Airlangga. (*)