KEDIRI – Paska debat publik Pilwali Kediri pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri, yang menuai kendala, Selasa (24/4/2018), melakukan evaluasi. Hal ini dilakukan, usai muncul protes dari salah satu Paslon, akan kecenderungan salah satu TV swasta lokal terhadap satu Paslon, saat menayangkan secara live.
Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Kediri, Agus Rofik menjelaskan, bahwa kejadian ini murni human eror dari cameramen yang tidak cermat melihat situasi.
“Ada kesalahan teknis yang bagian nyorot, mereka kurang cermat melihat situasi hingga tidak menyadari hasil shotingannya itu melebihkan antara yang satu dengan yang lain. Dan setelah kita ingatkan akhirnya mereka bisa membenahi kesalahan tersebut,” kata Agus Rofik.
Menurutnya, dari serangkaian kejadian itu, pihaknya akan lebih berhati- hati dan cermat. Terlebih lagi, melakukan evaluasi terhadap Event Organizer ( EO) atau pihak ketiga, selaku pemenang lelang, menjadi hal utama.
” Pastinya, evaluasi secara total akam kami lakukan. Dan, salah satu TV Swasta lokal yang kerjasama sebelumnya, secara otomatis tidak akan dipakai lagi pada debat publik Pilwali kedua, pada 2 Juni 2018, mendatang” tutupnya.
Sekedar diketahui, debat Publik calon Walikota dan Wakil Walikota Kediri sempat berhenti sejenak lantaran massa pendukung paslon nomor 3 Samsul-Teguh tidak terima,
lantaran salah satu stasiun TV lokal dianggap tidak adil dalam menayangkan siaran live.
Massa mengangap gambar yang diambil hanyalah pendukung Paslon lainya dan tidak begitu memperhatikan massa sedangkan nomor urut 3.
“Matikan saja siaran live ini atau acara kita mulai dari awal,” teriak Ahmad Qodiron salah satu Timses Nomor urut 3 yang tersulut emosinya, Senin (23/4/2018) malam,lalu.(bud)