Kepedulian Kaum Muda dan Perubahan Iklim, Bersama Citi Indonesia-IBL di Webinar Skilled Youth V 2021

Kepedulian Kaum Muda dan Perubahan Iklim, Bersama Citi Indonesia-IBL di Webinar Skilled Youth V 2021

JAKARTA (WartaTransparansi.com) – Perubahan iklim global merupakan isu yang saat ini menjadi perhatian bagi banyak kalangan, tak terkecuali Indonesia. Diperkirakan dampak negatif pemanasan global akan melampaui dampak positifnya bila terjadi peningkatan suhu sampai 1,1 derajat celcius.

Hal ini disampaikan Profesor Richard Tol dari Sussex University, Inggris dalam pandangannya, dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis (23/12/2021).

Peningkatan suhu tersebut, diprediksikan akan tercapai sebentar lagi. Ia menyampaikan bahwa peningkatan suhu bumi akan menyebabkan hilangnya lapisan es di Arktik pada musim panas, dan menipisnya lapisan tersebut pada musim dingin, jika dibandingkan dengan musim dingin-musim dingin sebelumnya.

Perubahan iklim seringkali disalah-artikan sebagai variasi iklim yang kadang-kadang terjadi dengan gejala yang agak ekstrem dan membawa dampak seketika yang cukup signifikan.

Perubahan iklim adalah fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan alih guna lahan. Perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat.

Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian dan ekosistem wilayah pesisir.

Untuk meminimalisir dampak perubahan iklim salah satunya dengan konsep ekonomi sirkular (circular economy). Ekonomi sirkular adalah alternatif dari ekonomi linier/tradisional (membuat, menggunakan, membuang) di mana melalui ekonomi sirkular kita menjaga sumber daya tetap digunakan selama mungkin, mengekstraksi nilai maksimum darinya saat digunakan, kemudian memulihkan dan meregenerasi produk dan material pada tingkat akhir setiap umur layanan.

Secara tidak langsung, kita telah berupaya menjaga lingkungan agar tidak terdampak terlalu jauh oleh perubahan iklim. Untuk menunjang konsep ekonomi sirkular, dibutuhkan seseorang dengan jiwa kewirausahaan yang tinggi tetapi tetap membawa dampak postitif pada kehidupan sosial dan kelestarian lingkungan.

Atas dasar kepedulian terhadap generasi muda dan perubahan iklim, Indonesia Business Links (IBL) dan Citi Indonesia, melalui dukungan penuh Citi Foundation, menyelenggarakan sebuah webinar bertema “Penguatan Ekonomi Sirkular Dengan Menumbuhkan Eco-Sociopreneur Pemuda di Tengah Perubahan Iklim” pada 16 Desember 2021.

Webinar ini merupakan salah satu kegiatan yang dijalankan dalam program Skilled Youth Fase V, yang diikuti oleh para generasi muda yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

Executive Director of IBL Yayan Cahyana menuturkan bahwa Skilled Youth Fase V merupakan bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda dan iklim yang terjadi di Indonesia selama ini. Ia menjelaskan bahwa program Skilled Youth Fase V juga memberikan dan membantu peluang ekonomi generasi muda melalui peningkatan kompetensi untuk menjadi tenaga kerja yang siap kerja dan seorang wirausaha yang tangguh dan berdaya saing.

“Pemuda ini adalah tulang punggung kita di masa depan. Maka dari itu IBL sejak 2004 mengembangkan aktifitas anak muda,” kata Yayan.