Tahun Baru Imlek, Khofifah Terkenang Pesan Gus Dur

Tahun Baru Imlek, Khofifah Terkenang Pesan Gus Dur

Surabaya – Perayaan Tahun Baru Imlek tak bisa dilepaskan dari peran KH Abdurahman Wahid alias Gus Dur. Lewat Presiden ke-4 RI itulah etnis Tionghoa mendapat ruang untuk mengekspresikan semua bentuk kebudayaannya di Indonesia.

Salah satunya mengusulkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional, yang kemudian di era Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai hari libur nasional. Gus Dur pula yang menyatakan Konghucu yang banyak dianut etnis Tionghoa di Indonesia sebagai agama resmi saat menjabat presiden.

Bagi Cagub Jatim yang juga anak ideologis Gus Dur, Khofifah Indar Parawansa, semasa hidupnya Gus Dur telah mempersonifikasikan dirinya sebagai Bapak Kemanusiaan yang menghormati seluruh perbedaan dan keberagaman di Indonesia. Gus Dur memberi penghormatan dan apresiasi terhadap kultur-kultur yang ada di Indonesia, termasuk Imlek.

“Dua tahun sebelum Gus Dur wafat, beliau berpesan kepada saya agar kelak di batu nisannya diberi tulisan ‘The Humanist Died Here’,” katanya kepada wartawan di Surabaya, Jumat (16/2).

Pesan Gus Dur itu oleh Khofifah tidak pernah disampaikan kepada siapapun. “Apalagi waktu itu Gus Dur masih hidup. Gak enak lah, masak mau menyampaikan soal kematian kepada orang lain,” katanya.

Namun, lanjut Khofifah, Gus Dur kembali menyampaikan pesan yang sama pada sekitar dua bulan menjelang kematiannya. “Lalu, H-2 menjelang Gus Dur wafat, beliau kembali mengingatkan agar di batu nisannya diberi tulisan ‘The Humanist Died Here’,” ucapnya.

Gus Dur meninggal dunia di usia 69 tahun pada 30 Desember 2009 dan dikebumikan di Jombang, Jawa Timur. Khofifah pun kebingungan bagaimana cara menyampaikan pesan Gus Dur yang praktis pasca kematiannya telah menjadi wasiat.

“Saya telepon Pak Alwi Sihab, Pak Machfud MD, dan juga Cak Ali Maskur Musa. Saya tanyakan apakah Gus Dur pernah berpesan terkait tulisan di batu nisannya. Ternyata tidak pernah menyampaikan pesan apa-apa kepada mereka, yang artinya pesan itu cuma diwasiatkan Gus Dur kepada saya,” katanya.

Khofifah khawatir, kalau dia menyampaikan wasiat itu kepada masyarakat, takut dikira mengada-ada. Hingga akhirnya mantan Menteri Sosial itu diberi kesempatan memberikan testimoni pada Haul Gus Dur ke- 5, pada tahun 2014.

“Pada perayaan haul Gus Dur di tahun-tahun sebelumnya, saya memang tidak pernah dijadwalkan tampil meberikan testimoni,” ujarnya.

Dalam kesempatan memberikan testimoni itulah, yang podiumnya berdiri tepat di samping makam Gus Dur, Khofifah melontarkan pesan agar di batu nisannya diberi tulisan “The Humanist Died Here”.

Wasiat Gus Dur itu akhirnya terealisasi pada bulan Syawal tahun lalu. “Sekarang sudah terpampang tulisan di batu nisan Gus Dur, bukan ‘The Humanist Died Here’ tapi ‘Here Rest a Humanist’, yang menandakan di sini Bapak Kemanusiaan beristirahat,” tuntasnya.(min)