Dosen Unair Haryadi : Gus Ipul, Pendekatan Struktural Percepat Entas Kemiskinan

Dosen Unair Haryadi : Gus Ipul,  Pendekatan Struktural  Percepat Entas Kemiskinan

Surabaya – Hadirnya Puti Guruh Soekarno dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Jawa Timur 27 Juni mendatang seolah membangunkan kaum nasionalis yang sedang tidur.

Mereka yang sedang tidur nyenyak tiba tiba terbangun, yang lagi duduk mendadak berdiri dan yang sedang lari speednya makin kenceng.

Oleh karena itu momentum Pilgub ini hendaknya menjadi kebangkitan kaum Marhen Jawa Timur untuk menyatukan semua potensi menuju kemenangan pasangan Saifullah Yusuf-Puti Guruh Soekarno.

Pengamat Politik Unair Surabaya Haryadi mengatakan, nama Puti dikalangan anak muda jaman now sangatlah populer. Orang orang seumur kita, bahkan lebih akrap. Jadi, kalau ada satu dua orang yang merasa belum kenal, ya wajar saja atau bahkan gak gaul.

Itu hanya waktu saja. Sebab penduduk Jawa Timur sudah diatas 40 juta.

Ketika berbincang dengan wartatransparnsi di RJN (Rumah Jaman Now) dosen Unair ini lebih lanjut menyatakan, yang agak luar biasa dari Puti, ternyata pasangan Wakil Gubenur Saifullah Yusuf di Pilgub 2018 ini, Puti bisa diterima Gus Solah (Salahudin Wahid) di kediaman beliau di Jombang dan Kiai tekemuka di Madura.

“Puti diterima Gus Solah diluar dugaan. Karena semua tahu bahwa Gus Solah adalah orang di balik Khofifah Indar Parawansa, lawan politik Puti.

Kedua, kata Haryadi, kita mesti tahu bahwa posisi wakil itu dimanapun hanya ban serep. Tidak dominan. Artinya wakil tidak punya otoritas menentukan, kebijakan dan lainya. Bersyukur jika selalu dilibatkan dan ada job.

Gus Ipul kedepan tentu berbeda. Karena posisinya orang nomor satu. “Gus Ipul tidak punya orang di pemerintahan lho,”. Tandasnya.

Dua tokoh (Gus Ipul-Puti) ini kenal tidak ujuk ujuk. Sudah cukup lama. Tahun 1999 bahkan sempat haji bareng bareng. Hatinya sudah menyatu. Kalau hari ini dalam satu visi membangun Jawa Timur yang lebih sejajtra, ya sudah pas. Itu kuasa Allah.

Dari banyak program yang ditawarkan Gus Ipul-Puti dalam membangun Jawa Timur dengan slogan “Jatim Adem” (aman, demokratis, ekonomi meningkat dan masyarakatnya sejahtera dan bahagia), ada yang beda dari Gus Ipul dalam menangani kemiskinan.

Kemiskinan memang menjadi persoalan yang serius. Tapi Gus Ipul punya cara yang beda dari sebelumnya. Yaitu melalui pola pendekatan struktual, tidak lagi cara yang konvensional dengan mengucurkan dana.

Jawa Timur itu diatas 50 persen Kepala Daerahnya dari PDIP. Kalau ini di gerakan secara bersama sama, maka pasti akan terjadi percapatan yang luar biasa. Beda kalau kita tidak punya kaki.

Strategi lain yang digunakan Gus Ipul-Puti, yaitu dengan mengoptimalkan dua komunitas yang selama ini menjadi basisnya. Yakni melalui pondok pondok pesantren yang memang ini domeinnya Gus Ipul dan Mbak Puti melalui pendekatan wong cilik. Dua hal ini akan sangat mendukung percepatan pengentasan kemiskinan.

“Jadi harus tersistem dan terukur,” jelas Haryadi (min)