BANYUWANGI – Pendidikan memang sangat penting untuk meraih masa depan yang baik bagi. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas terus melakukan berbagai inovasi, termasuk inovasi bidang pendidikan.
Senin (29/1) lalu, Pemkab Banyuwangi meluncurkan program tabungan untuk pelajar kurang mampu bernama Tabungan Garda Ampuh, yang merujuk ke program Gerakan Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh) yang digeber daerah itu sejak empat tahun terakhir.
”Kita antisipasi kebutuhan-kebutuhan pelajar di luar biaya pendidikan yang sudah gratis. Misalnya beli sepatu dan tas. Makanya diberi tabungan per anak Rp 1 juta, awal tahun ini untuk 2.800 anak,” tandas Bupati Anas saat menyerahkan buku tabungan itu untuk sejumlah pelajar di Kecamatan Wongsorejo.
Anas menambahkan, pemberian tabungan ini merupakan tahap awal. ”Nanti dievaluasi teknisnya. Setelah evaluasi, bisa saja kita tambahkan pertengahan tahun, misalnya bisa tambah ribuan lagi jumlah penerimanya,” beber Anas.
Tabungan ini diberikan untuk siswa SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Untuk menjamin transparansi, mekanisme dijalankan secara online.
Pelajar mendaftar ke situs Dinas Pendidikan dengan menggunakan internet sekolah atau desa hingga 31 Maret.
Pengambilan uang dilakukan melalui konsultasi guru untuk memastikan uang digunakan membeli barang yang menunjang pendidikan. “Jadi tidak bisa untuk beli pulsa misalnya, sekaligus ini makin merekatkan relasi guru dan siswa,” paparnya.
Adi Susanto, siswa SMPN 4 Wongsorejo, bergembira mendapat tabungan tersebut. Pekerjaan orang tua Adi sebagai petani. Setelah lulus SD, dia sempat tak melanjutkan sekolah, namun kemudian terjaring program pengawalan anak rentan putus sekolah Pemkab Banyuwangi. “Uang tabungan ini bisa sangat membantu beli kebutuhan sekolah,” beber Anas.
Hamida, pelajar SDN 2 Alasrejo, mengatakan, tabungan itu bakal digunakannya untuk membeli sepeda agar bisa nyaman ke sekolah. “Buat beli sepeda, karena selama ini kan sekolah sudah enggak bayar. Apalagi saya juga dapat dana program Siswa Asuh Sebaya (SAS) untuk beli tas dan sepatu,” ujarnya.
Selain uang tabungan, Banyuwangi menyiapkan program pemberian uang saku dan biaya transportasi. Sasaran program ini khusus untuk siswa yang ada di empat kecamatan dengan kemiskinan lebih tinggi dibanding kecamatan lainnya.
”Ini program pengaman pelajar kurang mampu berkelanjutan. Ada pelajar terkendala transportasi, diberi biaya transportasi. Uang sakunya bisa untuk beli jajan di kantin saat istirahat, sehingga dia belajar dengan perut terisi,” urai Anas.
Untuk bantuan transportasi ditetapkan Rp 5 ribu per hari. Adapun uang saku per harinya untuk SD Rp 5 ribu, SMP Rp 10 ribu, SMA Rp 15 ribu. ”Ini sedang disiapkan teknisnya, cari cara yang pas, kan susah secara teknis kalau pemberiannya tiap hari. Mungkin bisa diberikan seminggu sekali atau gimana masih dievaluasi,” tuturnya. (ari)