Oleh: Anwar Hudijono
Hari-hari terakhir menjalani ibadah puasa Ramadhan itu layaknya mengikuti lomba memasukkan benang ke dalam lobang jarum. Waktunya sangat terbatas. Suasananya gerah dan gemuruh. Riuh-rendah. Membuat tidak mudah untuk fokus.
Jika jarumnya jarum karung yang lobangnya besar sementara benangnya benang jahit, akan lebih mudah. Tapi jika jarumnya jarum jahit tapi yang dimasukkan benang bol, ini jelas sangat sulit karena sangat pas ukuran benang dengan lobang jarum.
Saat-saat ujung benang hendak dimasukkan lobang jarum harus benar-benar fokus, tenang. Terlalu tegang juga bisa gagal. Terlalu lemah juga tidak bisa masuk. Apalagi emosi. Marah-marah. Ngamuk. Bahkan saat ujung benang sudah menyentuh lobang jarum, bisa ambyar oleh hembusan nafas kita sendiri.
Rasulullah Muhammad SAW sudah memberi contoh kepada umatnya, pada sepuluh hari terakhir puasa lebih banyak itikaf di dalam masjid. Di antara tujuannya adalah agar bisa fokus beribadah. Mencegah naiknya dorongan hawa nafsu. Mencegah tarikan-tarikan eksternal yang bisa merusak puasa.
Itikafnya Rasulullah itu bukan semata memberi contoh mengejar Lailatul Qadar. Buktinya pada siang hari pun beliau banyak di masjid. Padahal Lailatul Qadr itu diturunkan malam hari.
Jika semata untuk mendapat Lailatul Qadar tidak harus di masjid. Sebab Lailatul Qadar itu bukan soal tempat turun, melainkan soal ibadah. Jadi di manapun beribadah pada malam Lailatul Qadar akan mendapatkannya.
Lailatul Qadar yang diturunkan pada 10 hari terakhir Ramadhan itu semacam iming-iming bonus super besar. (Dinilai sepadan dengan beribadah 1.000 bulan atau 83,4 tahun). Agar umat Islam lebih semangat fokus menjaga puasanya hingga puasanya berakhir husnul khatimah.
Masjid pasti lebih kondusif untuk melakukan aktivitas batin di banding tempat lain seperti rumah, apalagi tempat-tempat publik dan bisnis seperti mal, pusat hiburan. Batin akan lebih fokus untuk beribadah karena memang itu fungsi utama masjid. Di masjid mendorong kesibukan batin berupa dzikrullah, mengingat Allah. Baik dengan shalat, menelaah Al Quran, bertasbih.