Oleh : Abdul Dr. H. Abdul Rouf,M.Ag
Marhaban ya Ramadlan, Marhaban ya shahra shiyam…
Marhaban ya Ramadlan, Marhaban ya shahra al-Qur’an
Marhaban ya Ramadlan, marhaban ya shahra fihi Laylatul Qadri,
KATA Marhaban akan selalu kita ucapkan, untuk menggambarkan rasa bahagia, rasa senang, rasa gembira, sebaga ungkapan kelapangan dada kita untuk melakukan apa saja yang dianjurkan oleh Allah swt dan Nabi Muhammad saw khususnya dalam mengisi dan memanfatkan waktu selama 30 hari bulan Ramadlan 1442H.
Marhaban berasal dari kata al-Rahb : luas atau lapang, al-Rahbat : ruangan yang luas untuk kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan (M. Quraisy, Wawasan, 520),
Marhaban Ya Ramadlan selalu diucapkan, dengan harapan agar bondo,bahu lan pikir kita selalu terasah, terasih dan terasuh dalam rangka menjalani dan melanjutkan perjalanan menuju Allah swt…Amin ya rabbal’alamin
Selamat melalui hari sepuluh yang pertama dan kedua di bulan Ramadlan dan memasuki hari yang ketiga yaitu al-‘Asyru al-awakhir. Hari-hari pada bulan ini adalah hari-hari penuh dengan ampunan Allah swt (al-Maghfirah), setelah melewati hari-hari penuh kasih sayang Allah (al-Rahmah) dan semoga kita bisa masuk hari sepuluh yang terakhir,yaitu ‘itqun min al-Nar (Pembebasan dari siksa Neraka) . Amin ya Rabbal’alamin.
Pada sisa-sisa waktu perlu kita menambah bekal untuk selalu menabur benih-benih kebaikan dalam lahan jiwa dan raga kita. Selalu bertekad yang kuat dan membara untuk menekan dan memerangi nafsu agar kita mampu menghidupkan malam-malam Ramadlan dengan shalat, dan tadarrs al-Qur’an (nderes al-Qur’an) dan kegiatan ibadah yang lainnya.
Dan pada waktu siangnya dengan beribadah kepada Allah swt melaluipengabdian kita untuk agama, bangsa dan Negara sesuai dengan bidang kemampuan kita masing-masing, Semoga kita selalu sehat wal’afiat bersama keluarga besar kita dalam mengisi dan menikmati ibadah dibulan Ramadlan 1442H ini….Amin ya rabbal’alamin…
al-‘Asyru al-Awakhir min Ramadlan
Sepuluh hari terakhir pada bulan bulan Ramadlan adalah malam yang penuh dengan keberkahan dan adanya satu peristiwa pada malam hari-hari tersebut.yang masyhur dengan sebutan Malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang dinilai oleh al-Qur’an sebagai malam lebih baik dari seribu bulan.
Yang pasti dan harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan al-Qur’an, bahwa ada satu malam yang bernama Lailatul Qadar , dan bahwa malam itu adalah malam yang penuh berkah, dimana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan penuh kebijakan dari Allah swt. sebagaimana dalam surah (al-Dukhan 44: 3-6) :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. sungguh, Kamilah yang memberi peringatan. Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha mendengar, Maha Mengetahui…”
Dalam surah al-Qadr 97: 1-5 ;
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar”
Dalam beberapa penjelasan ahli Tafsir, bahwa penjelasan al-Qur’an dan pula as-Sunnah menyatakan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad saw tidak mengetahui kapan datangnya hari Kiamat dan , tidak pula mengetahui kapan datangnya perkara-perkara yang ghaib. Namun dengan bentuk kata wa ma adraka ma laylaatul Qadri dalam surah al-Qadr, Allah swt menyampaikan kepada Nabi Muhammad saw, sehingga informasi lanjutan dapat diperoleh dari beliau sebagaimana dalam beberapa hadits tentang Qiyam ramadlan :
Dari Aisyah radhiallahu’anha, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Carilah oleh kalian keutamaan Lailatul qadr (malam kemuliaan) pada malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan”. (HR al-Bukhari) .
Dari Aisyah ra berkata, bahwa, ketika Kanjeng Nabi Muhammad saw memasuki Sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadlan, beliau mengencangkan ikat perutnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Aisyah ra berkata, bahwa Kanjeng Nabi Muhammad saw selalu menjalankan I’tikaf didalam Masjid pada sepuluh hari terakhir bulan ramadlan sampai beliau diwafatkan oleh Allah swt, dan dilanjutkan oleh para istri-istri beliau” (HR Bukhari dan Muslim )
Begitulah Kanjeng Nabi memberikan tuntunan kepada kita semuanya agar beruswah pada ajaran beliau ketika ingin mendapatkan malam Laylatul Qadar, yaitu dengan menyedikitkan makan dan selalu bersemangat, menghidupkan malam-malam 10 hari terakhir bulan Ramadlan, mengajak seluruh saudara dan kerabat dekat untuk bersama-sama mendapatkan pahala malam penuh keberkahan tersebut. Semoga kita bisa mengajak seluruh saudara-saudara kita untuk menghidupkan malam 10 terakhir bulan Ramadlan 1442H ini…Amin ya rabbal’alamin..
Tradisi menghidupkan al-‘Asyru al-Awakhir min Ramadlan
Masjid Darussalam Kauman Mojoduwur-Mojowarno Jombang, memiliki tradisi-tradisi Ramadlan yang selalu dipertahankan sampai saat ini, diantaranya; pertama tradisi pemukulan beduk (Tekduran) atau (“tek” suara pukulan ke kenthongan dari bambo, “dur” suara pukulan beduk), menjelang tanggal 01 Romadlan, sebagai tanda masuknya bulan Ramadlan dan permulaan sholat Tarawih. Kedua, tradisi Qiyamullayl bersama-sama.
Setiap Malam 21 Ramadlan pengurus Masjid sudah memberi tahu kepada seluruh jama’ah Masjid Darussalam bahwa mulai tanggal tersebut akan diadakan sholat malam bersama-sama mulai jam 01.00-02.30 WIB.
Pengurus Masjid sudah mulai membangunkan para jama’ah dan keluarganya, untuk diajak sholat-sholat sunnah bersama di Masjid pada pukul 24.00. Sehingga, sebelum dan sesudah Sholat di Masjid, situasi kampungmenjadisangat ramai dengan hilir mudik bapak-bapak memakai sarung, dan ibu-ibu yang memakai mukena bersama keluarga.. Insya Allah, tradisi seperti ini juga dilakukan oleh masjid-masjid yang ada di desa-desa maupun yang berada di wilayah perkotaan.
Tradisi Qiyamullail bersama-sama ini merupakan implementasi dari apa yang dianjurankan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw ,juga mengandung nilai-nilai pembiasaan bagi keluarga untuk bisa ringan dalam menjalankan sholat-sholat malam diluar bulan Ramadlan..
Penutup
Ibadah puasa adalah adalah ibadah yang bersifat personal, hanya shoim (orang yang berpuasa) dan Allah swt yang mempunyai al-Sami’ dan al-Bashir atas puasa seorang mukmin dan kualitas puasanya.
Sementara Qiyamullail pada malam 10 terakhir bulan Ramadlan adalah ibadah Jama’i (yang oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw dianjurkan agar kita tidak mencari pahala dan anugerah Malam Lailatul Qadar yang sangat istimewa dengan sendirian, namun secara berjama’ah dan bersama-sama…
Perlu kita ingat bahwa 10 hari terakhir bulan ramadlan 1442H/2021M tidak akan bisa datang dan diulangi lagi, oleh sebab itu,marilah kita selalu berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan ibadah-ibadah yang sudah diajarkan oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw, para kyai dan guru-guru dengan sebaik-baiknya..dan istiqamah… Amin ya rabbal’alamin..
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbu al-‘afwa fa’fu ‘annii..
*) Penulis aalah dosen Pasca Sarjana Magister Agama Islam Univ. Darul Ulum Jmbang