Oleh : Djoko Tetuko
(Pemimpin Redaksi WartaTransparansi)
Bukan rahasia umum bahwa mempertahankan itu jauh lebih sulit daripada sekedar memperoleh atau merebut predikat baik atau terbaik, begitu juga dalam hal penghargaan.
Gubenrur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, setelah semakin kuat dibicarakan sebagai tokoh nasional paling pantas menjadi salah satu calon Presiden atau Wakil Presiden pada perhelatan Pemilihan Presiden tahun 2024, semakin santun seperti padi.
Bak pepatah populer ibarat padi, “semakin tua dan semakin menguning, semakin merunduk”. Itu tercermin dari kata dan kalimat Gubernur Khofifah ketika penerima penghargaan K3.
Pronsip K3 sendiri ialah perlindungan terhadap pekerja sesuai filosofi paling mendasar, yaitu menjaga dan mengawal pekerja dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam menjamin keutuhan dan kesempurnaan melalui perlindungan atas keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaan.
Salah satu prinsip K3 bahwa “Program K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan kebijakan harus bertujuan baik dalam hal pencegahan dan perlindungan. Upaya harus difokuskan, terlebih pada pencegahan primer di tingkat tempat kerja. Tempat kerja dan lingkungan kerja harus direncanakan dan dirancang untuk menjadi aman dan sehat.
Diketahui, kali ketiga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendapatkan Penghargaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai Pembina K3 Terbaik Nasional 2021 Peringkat Pertama, dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Penghargaan yang sama, diterima Gubernur Khofifah pada 2019, dan kedua pada 2020.
Gubernur Khofifah sebagai aset bangsa dan negara, sebagai tokoh nasional, justru menilai bahwa keberhasilan itu tidak lepas dari sistem yang telah diwariskan kepemimpinan sebelumnya, yaitu Gubernur Soekarwo dan Wagub Saifullah Yusuf, sehingga tinggal melanjutkan dan menguatkan.
Inilah bukti bahwa Khofifah semakin seperti padi, dengan berbagai penghargaan dan mulai digadang-gadang menjadi salah satu kandidat pada Pilpres 2024, semakin santun, semakin merunduk, semakin nampak arif dan bijaksana.
Bahkan, penghargaan itu secara khusus dipersembahkan untuk semua pihak yang telah berihtiar komprehensif mewujudkan keselamatan kerja sekaligus mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Juga mengajak untuk bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak atas diterimanya penghargaan tersebut dari Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziyah yang diwakilkan kepala dinas tenaga kerja provinsi Jawa Timur di ruang Bhirawa, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan.
Penghargaan yang tercatat dengan Nomor Surat Keputusan (SK) Kepmenaker RI 42 Tahun 2021 tersebut diterima Gubernur Khofifah karena beberapa alasan. Pertama, Gubernur Khofifah dinilai mampu menekan angka kecelakan kerja dengan skor nihil.
Selain itu, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dapat berjalan dengan baik. Lalu Program Pencegahan dan Penanggulangan (P2) HIV AIDS serta Pencegahan dan Pengendalian (P2) Covid-19 di Jatim mampu ditekan dengan baik.
Itu semua menunjukkan bahwa dengan banyaknya penghargaan yang diraih oleh Pemprov Jatim. Terbukti di 2021, Jatim mampu meraih sebanyak 245 perusahaan penerima penghargaan kecelakaan nihil, 243 perusahaan penerima penghargaan SMK3, 36 perusahaan penerima penghargaan P2 HIV AIDS dan 26 perusahaan penerima penghargaan P2 Covid 19.
Dengan diterimanya penghargaan K3, sebagai Pembina Terbaik Nasional Pertama, Gubernur Khofifah juga berharap agar Jatim dapat mendukung Kementerian Ketenagakerjaan RI dalam mensukseskan Program Gerakan Nasional, yakni dengan membudayakan Program K3.
Penghargaan K3 sebagai pembina terbaik merupakan penghargaan kesekian kalinya dari berbagi bidang, tanpa mampu menghitung, tetapi orkestra kinerja di Pemprov Jatim dan pemerintahan kabupaten/kota se Jatim menjadikan Gubernur Khofifah semakin merunduk.
Selamat semoga menjadi catatan amal ibadah, terutama di bulan suci Ramadhan. (*)