Tajuk  

Ancaman Pelapor Penyelewengan Dana Bansos Melawan Pancasila

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Ancaman Pelapor Penyelewengan Dana Bansos Melawan Pancasila
Djoko Tetuko Abdul Latief

 

SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Ancaman terhadap pelapor penyelewengan atas bantuan sosial (bansos) tunai atau langsung, sangat tidak manusiawi dan melawan Pancasila.

Apalagi surat At-Takatsur mengingatkan bahwa;

(1) Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, (2) sampai kamu masuk ke dalam kubur. (3) Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), (4). dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. (5). Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, (6). niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, (7). dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin. (8). kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir bahwa Asbabun Nuzul
Surat At Takatsur termasuk surat Makkiyah, menurut pendapat mayoritas ulama termasuk Ibnu Katsir. Sebagian pendapat menyebutkan, ia merupakan surat ke-16 yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah surat Al Kautsar, sebelum surat Al Maun.

Ia diturunkan dengan mengecam orang-orang yang saling berlomba untuk bermegah-megahan serta membangga-banggakan harta. Saling berkompetisi dalam gemerlap duniawi. Mereka lalai dengan nikmat akhirat yang abadi.

Asbabun nuzul lain yang juga dicantumkan Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al Munir, bahwa Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Buraidah. Dia mengatakan, “Ayat ini turun berkenaan dengan dua kabilah dari kalangan kaum Anshar. Yakni Bani Haritsah dan Bani Harits. Mereka saling berbangga dan memperbanyak harta.

Penyelewengan dan penyimpangan dana bansos adalah karena ingin bermegah-megahan dan bermewah-mewah melalaikan kepentingan lebih abadi di akhirat. Dan “memakan” hak fakir miskin.

Perilaku penyeleweangan sangat bertentangan dengan Sila kelima Pancasila berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Artinya, diharapkan adanya keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.

Sebagaimana Isi Butir-Butir Pengamalan Pancasila Sila ke-5

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan.

2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

4. Menghormati hak orang lain.

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

9. Suka bekerja keras.

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Diketahui siaran pers Ketua DPD RI, DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Kamis (22/4/2021)
bahwa sejumlah warga Desa Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mendapat ancaman setelah melaporkan pemotongan Bantuan Sosial Tunai (BST) ke polisi beberapa waktu lalu.

LaNyalla meminta polisi segera mengusut kasus ini dan menangkap pihak pengancam warga Klapanunggal yang kebanyakan ibu-ibu itu.

Penyelewengan dan penyimpangan dana bansos, sudah melawan amanat Allah SWT sebagaimana pada surat At-Takatsur, juga melawan Pancasila. Sehingga sangat tepat jika proses hukum dan diancam dengan hukuman berat.