Kajian Romadhon: Pintu Khusus (Di Surga) Bagi Ahli Puasa

Diasuh Universitas Darul Ulum (UNDAR) Jombang (4)

Kajian Romadhon: Pintu Khusus (Di Surga) Bagi Ahli Puasa
Dr. M.Luthfi Husni, S.H,M.Hum

Oleh : Dr. M.Luthfi Husni, S.H,M.Hum

Suatu saat, Abu Umamah datang menghadap Baginda Rasulullah SAW, lantas  mengajukan pertanyaan, “suruhlah aku mengerjakan suatu amalan yang memasukkan aku  kedalam surga,’ Rasulullah memberitahu, “Tetaplah engkau berpuasa karena puasa itu tidak ada  bandingannya.’ Kemudian pada waktu yang lain, aku sowan menghadap beliau lagi, maka  beliau bersabda, “Tetaplah engkau berpuasa !’’. (HR.Ahmad, Nasa’I dan Hakim).

Sebagian pendapat, memaknai bahwa yang dimaksud dengan puasa yang tiada  bandingannya itu adalah puasa Ramadhan. Sekarang kita telah memasuki bulan suci Ramadhan.  Bulan yang penuh dengan berkah dari Allah SWT, keberkahan yang akan ditebarkan kepada  selurh hamba-Nya yang mukmin yang menghendakinya. Bulan yang memiliki sejumlah  keistimewaan dan kemuliaan dintaranya :

  1. Diturunkannya Kitab Suci Al-Qur’an Kariem

Pada bulan itu, sebagaimana dinyatakan bahwa “Bulan Ramadhan, (adalah)  bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur‟an sebagai petunjuk bagi  manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang hak  dan yang bathil)” (QS.2:185)

  1. Adanya Peluang Lailatul Qodar.

Sebagaimana dinyatakan bahwa,“Sesungguhnya kami telah menurunkannya  (Al-Qur‟an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu, apakah malam kemuliaan itu  ? Malam Kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan”. (QS.97:1-3)

  1. Adanya Peluang Pembebasan dari Api Neraka

Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “Sungguh  disetiap kali (waktu) berbuka Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari  neraka dan itu terjadi disetiap malam” (HR. Ibnu Majah, Ahmad, Tabrani, dan  Baihaqi)

  1. Disiapkannya Pintu Ar-Rayyan

Allah SWT membuatkan pintu khusus (di surga) untuk ahli puasa, yang (pintu  itu) tidak bisa dimasuki oleh-oleh golongan lain. Sahal bin Sa’ad menuturkan bahwa  Rasulullah SAW bersabda “orang-orang yang berpuasa memiliki 1 pintu di surga yang  bernama Ar-Rayyan. Tidak ada yang memasuki (surga) melalui pintu itu selain mereka.  Apabila ahli puasa terakhir telah masuk, pintu itupun ditutup. Barangsiapa memasuki

(surga) melalui pintu itu, ia akan minum dan barangsiapa yang minum ia tidak akan  dahaga selamanya” (HR. Nasa’i)

  1. Dikabulkannya Do’a

Do’a orang-orang yang berpuasa akan dikabulkan-Nya. Abu Hurairah RA  meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “ (ada) tiga do‟a mustajab yaitu do‟a  orang yang berpuasa, do‟a orang yang teranianya, dan do‟a orang yang berpergian” (HR Baihaqi dan lainnya)

  1. Perisai Pelindung dari Api Neraka.

Puasa (Ramadhan) merupakan perisai yang dipergunakan seorang hamba untuk  melindungi diri dari neraka. Rasulullah SAW bersabda “puasa adalah perisai yang  digunakan hamba untuk melindungi diri dari neraka” (HR.Ahmad)

  1. Memiliki Nilai Ibadah yang Sangat Istimewa.

Allah SWT mengistimewakan ibadah puasa diantara ibdah-ibadah yang lain.  Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwa Nabi SAW bersabda bahwa Allah SWT  berfirman “setiap amalan manusia adalah untuknya keculai puasa. Puasa itu untuk-Ku  dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Namun demikian penyambutan terhadap kehadiran bulan suci Ramadhan yang  membawa berkah dengan sejumlah keistimewaan dan kemuliaannya itu, terbelah menjadi tiga  golongan.

Pertama golongan orang yang rindu kepada bulan Ramadhan. Yaitu golongan orang  yang selalu menantikan kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kesabaran, dan semakin  senang rasanya saat bulan Ramadhan benar-benar tiba.

Mereka kemudian bersungguh-sungguh  melakukan berbagai macam ibadah seperti puasa, sholat, tadarus al-qur’an, I’tikaf, dzikrullah,  shodaqoh dan amalan ibadah lainnya. Sebagai diperintahkan Allah SWT lewat “Yaa ayyuhal  ladziina aamnuu kutiba „alaikumuss shiyaam” (QS.2:183).

Inilah golongan yang terbaik. Ibnu  Abbas RA menyampaikan bahwa, “Nabi SAW adalah manusia paling dermawan dalam  kebaikan, dan beliau paling dermawan pada bulan Ramadhan saat ditemui Jibril.

Jibril  menemui beliau disetiap malam di bulan Ramadhan hingga Ramadhan berakhir. Beliau  memperlihatkan al-qur‟an kepada Jibril. Bila bertemu Jibril beliau lebih dermawan dalam  kebaikan daripada angin yang berhembus” (HR Bukhari).

Kedua: golongan orang yang menganggap biasa saja kehadiran bulan Ramadhan.  Golongan kedua ini adalah mereka yang ketika bulan Ramadhan tiba menganggapnya sama  dengan bulan-bulan lain mereka sama sekali tidak girang bahkan tidak merasa terpengaruh oleh  kehadiran pulan puasa Ramadhan dari awal hingga berakhir.

Keinginan untuk melakukan  kebaikan-kebaikan dan bersegera untuk melakukannya juga tidak nampak sama sekali. Inilah orang-orang yang melewatkan ghanimah yang tidak ternilai harganya. Sebab mestinya seorang  mukmin yang terpanggil, akan semakin bersemangat diwaktu-waktu tertentu saat kebaikan dan  pahala melimpah ruah seperti pada bulan Ramadhan ini.

Ketiga ; golongan orang-orang yang berubah ‘alim hanya pada bulan Ramadhan.  Golongan ketiga ini adalah mereka yang mengenal Allah SWT hanya pada bulan Ramadhan.  Saat Ramadhan tiba, orang-orang tipe semacam ini tampak sibuk ikut rukuk dan sujud. Namun, ketika Ramadhan berlalu mereka kembali melakukan kemaksiyatan dan dosa seperti semula.

Mereka itulah golongan yang disinggungkan oleh Imam Ahmad dan Fudhail bin Iyadh sebagai,  “seburuk-buruk kaum adalah mereka yang hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja”.  Siapapun ynag termasuk dua golongan terakhir ini, harus tahu bahwa dengan tindakan semacam  ini, berarti merekan telah menipu diri sendiri. Setan menjadikan mereka mudah berbuat dosa  dan memanjangkan angan-angan.

Oleh karena itu, mereka harus segera bertobat kepada Allah SWT, memohon ampunan,  dan melepaskan diri dari semua dosa yang mereka lakukan. Sebagaimana pesan Allah SWT,  “Dan sesungguhnya aku maha pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal  shaleh, kemudian tetap di jalan yang benar” (QS.20 : 82).

Akhirnya marilah kita berusaha dan  berdo’a agar kita oleh Allah SWT dimasukkan kedalam golongan pertama. Dan marilah kita  sambut pesan-pesan Rasulullah SAW untuk bertahniah kepada tamu agung yang telah datang  ini, “Telah datang Ramadhan, penghulu segala bulan. Maka (ucapkanlah) selamat datang  kepadanya. Telah datang bulan puasa yang membawa segala rupa keberkahan, maka alangkah  mulianya tamu yang datang itu” (HR.Imam Thabrani)…MARHABAN YAA RAMADHAN MUBARAK !

Penulis  adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Darul Ulum Jombang