KEDIRI (Wartatransparansi.com) – Menyikapi melambungnya harga cabai yang mencapai Rp100 ribu per kilo, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, melakukan operasi pasar. Hal itu disampaikan, ketika Hanindhito berkunjung ke Pasar Induk komoditi pangan, buah buahan dan sayur di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, baru-baru ini.
Kepada sejumlah wartawan, Mas Bup, sapaan akrab Bupati Kediiri, menjelaskan, jika mahalnya harga cabai tidak lepas dari kondisi cuaca ekstrem. Menurutnya kenaikan harga cabai, tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Kediri saja melainkan seluruh daerah di Indonesia.
Untuk meminimalisir dampak kenaikan harga cabai, Hanindhito merencanakan menggelar operasi pasar.
“Jumat rencananya akan ada operasi pasar, tadi kami masih atur mekanismenya. Yang saya khawatirkan, yang paling terancam kondisi sekarang ini adalah pedagang atau pelaku UMKM. Ini dulu yang harus saya selamatkan, ” terang Mas Bup.
Lebih lanjut, Mas Bup merasa bersyukur karena selama ini Kabupaten Kediri merupakan salah satu daerah sentra produksi cabai, sehing tidak pernah mengalami kekurangan pasokan.
Meski begitu, untuk saat ini terjadi penurunan produksi cabai 40 sampai 50 persen. Ia memperkirakan kondisi seperti sekarang akan berlangsung hingga bulai Mei 2021 mendatang.
“Makanya, ini harus ada langkah-langkah yang harus diambil oleh pemkab. Salah satunya yang akan kami lakukan dengan menggelar operasi pasar dulu apakah ini efisien atau tidak, ” ujarnya.
Dito menyebut, ada sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami kekurangan pasokan cabai dan terpaksa harus meminta ke wilayah Kabupaten Kediri seperti halnya Madiun dan Ngawi.
Sementara itu, jika harga di pasar induk cabai rawit berkutat sekitar Rp100 ribu per kilo gram. Untuk harga eceran di tingkat pasar tradisional mencapai Rp 120 ribu per kilogram. (kominfo/adv)