Saat Kampanye, Hindari Fitnah dan Caci Maki, Tapi Etika dan Akhlak

Saat Kampanye, Hindari Fitnah dan Caci Maki, Tapi Etika dan Akhlak

Banyuwangi – Ketua PW NU Jawa Timur, KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah menyatakan kalau saat kampanye diharapkan jangan saling mencaci maki, firnah, mencela, apalagi hingga membuka aib kompetiternya. Sebaiknya gunakan etika dan akhlak.

Karena hal itu membuat dosa besar dan tidak bisa meminta maaf ke Allah, tapi minta maaf kepada yang dicaci maki itu.

Menurut Kiai Mutawakkil, kiai menyalurkan aspirasi politik itu hak individu seluruh warga negara Indonesia, termasuk para kiai. Silahkan mereka menggunakan aspirasi politiknya sesuai pilihanya.

Hanya, dari jajaran pengurus wilayah NU Jatim kalau toh ada berbeda aspirasi politik, jangan sampai merusak ukuwah nahdliyah, ukuwah watoniyah.

“Karena, kalau itu terjadi merajutnya kembali sangat tidak mudah dan saya harap para konstestan dalam berkontesasi di Pilgub ini menggunakan etika dan akhlak.

Paparkan apa programn-programnya visi dan misinya. Mayoritas warga NU, ulama-ulama NU memang aspirasi politiknya ditujukan kepada kader NU yang memang terproses, yaitu Gus Ipul dan Azwar Anas.

Kepada kader NU, meski hanya berbeda aspirasi, tapi jaga persaudaraan warga NU sesama anak bangsa,” ujar KH Mutawakkil kepada sejumlah wartawan usai meresmikan gedung PCNU Banyuwangi, Kamis (22/12) kemarin siang.

“Jadi, Alhamdulilah saya lihat semangat warga NU untuk menggunakan hak pilihnya melalui penyaluran aspirasi hak politiknya dalam pesta demokrasi Pilgub yang akan datang ini luar biasa. Mungkin karena mereka berkeyakinan bahwa calon-calon yang muncul saat ini adalah all NU,” paparnya.

Apalagi, beber Mutawakkil, tentunya banyak perbedaan aspirasi politik dari warga NU maupun masyarakat. Tapi mayoritas mereka bersandar pada arahan dan juga fatwa, petunjuk para kiai-kiai. Mereka ulama-ulama bagi lingkungan pengasuh pesantren maupun struktur NU.

“Nah, khususnya unsur suriyah dan kebetulan mayoritas ulama-ulama dan kiai-kiai kita memang sudah menetapkan bahwa calon gubernur yang jadi refresentasi dari NU adalah Gus Ipu dan wakil Gus Azwar Anas.

Diharapkan kedua pemimpin ini benar-benar komitmen terhadap apa yang sudah diamanatkan para kiai dan ulama. Kalau mereka ditakdirkan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur berpegang teguh kepada segala program kebijakan pemimpin harus bermuara untuk kemaslahan ummat, kemaslahatan masyarakat dan kemaslahat rakyat. Atau istilah teman-teman PDIP pro rakyat,” urainya.

Muttawakkil berharap agar pemimpin asli kader NU ini atas doa dan tirakat para kiai-kiai. Mereka dapat menyelesaikan persolan-persoalan keagamaan dan kemasyarakatan, khususnya yang ada di Jawa Timur.

Seperti membengkaknya pengangguran, kemiskinan, pelayanan kesehatan dan akses untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

“Tidak kalah pentingnya tentunya pendidikan berkarakter melalui madrasah-madrasah, seperti madrasah safiniyah maupun taman pendidikan alqur’an. Kita harapkan dengan upaya, dohir, upaya batin dan upaya spiritual yang akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur lahir dan batin,” ungkap Mutawakkil. (ari)