Oleh : Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi
Minggu sore (8/11/2020) bertemu Drs (Ec) Cholid Ghoromah di The Coffee Bean & Tea Leaf di Tunjungan Plaza Surabaya, membicarakan sepak bola Indonesia. Dengan kesimpulan klub liga 1 dan liga 2 diambang bangkrut.
Diskusi bersama Cholid, Komisaris Persebaya, ternyata terurai bahwa ketidakpastian kompetisi Shopee Liga 1 dan kompetisi Liga 2, berakibat klub mengalami kerugian bertumpuk-tumpuk berkisar antara Rp 5-10 juta, bisa kurang bisa lebih.
Ketidakpastian kompetisi hingga tertunda dua kali pada tanggal 1 Oktober, setelah berhenti (sementara) karena ditetapkan sebagai masa pandemi Covid-19, sejak Maret 2020.
Kemudian setelah rencana kompetisi diputar pada tanggal 1 Oktober 2020, dengan posisi klub sudah mempersiapkan diri berlatih rutin, membayar pelatih, membayar pemain, memberi makan, memberi gaji, menerima uang panjar atau uang pembayaran awal dari sponsor, semua tetap berjalan.
Tetapi kembali melakukan blunder, ketika PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) bersama seluruh klub Liga, pada tanggal 13 Oktober 2020, membuat kesepahaman bersama dengan rencana memutar kompetisi pada tanggal 1 November 2020.
Ketika itu, Cholid sudah teriak-teriak bahwa PSSI dan PT LIB ngawur dan keblinger, belum mendapat surat ijin keramaian dari pihak Kepolisian, berani menetapkan rencana memutar kompetisi. Dan pro kontra ramai hingga pihak Kepolisian menyatakan belum berani memberi ijin.