Tajuk  

Ayo! Pemuda Masa Kini Ikut Memulihkan Ekonomi Kebangsaan

Ayo! Pemuda Masa Kini Ikut Memulihkan Ekonomi Kebangsaan
Djoko Tetuko (pemotretan) Ranu Bedali Lumajang
Oleh : Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi.com

Hari ini 28 Oktober 1928 silam, 17 tahun sebelum Negara Republik Indonesia merdeka, sebelum sila ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia” berkumandang ke angkasa. Para pemuda dari berbagai suku, ras, agama, adat istiadat, budaya, pulau, desa dan kota berbeda menyatakan diri pada janji suci “Sumpah Pemuda”.

Hari ini, 92 tahun silam, 28 Oktober 1928, berlangsung Kongres Pemuda II sebagai inspirasi kelahiran sumpah suci, perjanjian kebangsaan suci, para pemuda bernama “Sumpah Pemuda”

Ketika itu, Indonesia masih terpecah belah, sehingga para pemuda belum memahami siapa musuh mereka dan bersatu untuk melawannya. Persatuan itu kemudian ditandai dengan “Sumpah Pemuda”.

Sebelum lahir Sumpah Pemuda, sudah mulai bermunculan organisasi pemuda seperti Perhimpunan Indonesia pada 1908, lalu Tri Koro Darmo pada 1915. para pemuda masih terpecah dalam beberapa organisasi kedaerahan, seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Ambon, Jong Sulawesi, Jong Borneo, dan lain-lain.

Pada saat memperingati lima tahun Jong Sumatranen Bond pada 1921, Mohamad Yamin menerbitkan sebuah buku kumpulan sajak yang berjudul Tanahair.

Namun, Tanah Air dalam buku Yamin adalah Andalas, Sumatera. Belum termasuk nusantara. Baru 6 tahun kemudian, tumbuh berbagai kesadaran baru di kalangan pemuda bahwa musuh yang dihadapi mereka sama, yaitu Belanda.

Kesadaran itulah yang menyebabkan mereka berusaha menggalang persatuan dalam sebuah kesadaran baru. Walapun pada tahun 1926, sudah diselenggarakan Kongres Indonesia Muda yang pertama (Kongres Pemuda I). Tetapi saat itu, belum tercetus kesadaran melahirkan sumpah.

Di antara aktifitis tokoh pemuda ketika itu, seperti foto dokumen Kompas. Pada 8 Oktober 1928 di halaman depan Gedung IC, Jl. Kramat 106, Jakarta.(Prof.) Mr. Sunario, (Dr.) Sumarsono, (Dr.) Sapuan Saatrosatomo, (Dr.) Zakar, Antapermana, (Prof. Drs.) Moh. Sigit, (Dr.) Muljotarun, Mardani, Suprodjo, (Dr.) Siwy, (Dr.) Sudjito, (Dr.) Maluhollo. Berdiri dari kiri ke kanan antara lain (Prof. Mr.) Muh. Yamin, (Dr.) Suwondo (Tasikmalaya), (Prof. Dr.) Abu Hanafiah, Amilius, (Dr.) Mursito, (Mr.) Tamzil, (Dr.) Suparto, (Dr.) Malzar, (Dr.) M. Agus, (Mr.) Zainal Abidin, Sugito, (Dr.) H. Moh. Mahjudin, (Dr.) Santoso, Adang Kadarusman, (Dr.) Sulaiman, Siregar, (Prof. Dr.) Sudiono Pusponegoro, (Dr.) Suhardi Hardjolukito, (Dr.) Pangaribuan Siregar dan lain-lain.

Pada masa pandemi Covid-19, pemuda masa kini menggelar
Kegiatan Rapat Koordinasi Strategis Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) tanggal 20-21 Oktober 2020 lalu, di Hotel Shangri-La Jakarta.

Deputi Pengembangan Pemuda Asrorun Ni’am.
mengatakan, sinergitas antara kementerian dan lembaga kepemudaan dalam mendukung perkembangan ekonomi Indonesia di tengah Pandemi Covid-19 sekarang ini sangat penting menjadi prioritas. Dimana pengembangan kewirausahaan pemuda menjadi sangat penting dan strategis.

Berdasarkan RPJMN 2020-2024 diantaranya untuk meningkatkan kapasitas dan akses pembiayaan, meningkatkan peluang usaha dan start-up, meningkatkan nilai tambah usaha sosial. Strategi itu yang harus didukung bersama-sama untuk meningkatkan dunia wirausaha di kalangan anak muda. Apalagi minat wirausaha muda di Indonesia masih sangat rendah yakni 3,47 %.

Produktivitas tenaga kerja kita masih rendah, tingkat pengangguran semakin meningkat, termasuk terpapar karena pandemi Covid-19 dan rendahnya rasio kewirausahaan Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN, menurut Niam masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan.

Beberapa poin penting telah dihasilkan untuk menjadi perumusan kebijakan dalam pengembangan kewirausahaan pemuda.

Berikut Pokok Pikiran Perumusan Kebijakan Lintas Sektor untuk Dukung Pengembangan Kewirausahaan Pemuda: