Di luar anggaran, para kandidat di Pilgub Jatim juga mulai ‘beradu siasat’. Ya, setelah dua periode pasangan Karsa (Soekarwo- Saifullah Yusuf), Pilgub 2018 diperkirakan berlangsung menarik karena pasangan ini tidak maju bersama lagi karena periodesasi.
Soekarwo harus mengakhiri periodenya memimpin Jatim, sementara Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang dua kali menjadi wakil kemungkinan besar akan maju untuk naik kelas, mengincar kursi gubernur.
Apakah Gus Ipul mampu meneruskan kepemimpinan Soekarwo? Dari sekian nama yang siap bersaing, baru Halim Iskandar yang hampir pasti diusung PKB. Dengan modal 20 kursi di DPRD Jatim, PKB bisa mengusung pasangan calon tanpa harus berkoalisi.
Lewat tagline holopis kuntul baris, Halim sudah bergerilya hampir di semua kabupaten/kota di Jatim. Bahkan Ketua Tim Pemenangan Halim, Badrut Tamam mengklaim dari hari ke hari popularitas Halim terus menanjak.
“Setelah kita mengangkat tuah Holopis Kuntul Baris, alhamdulillah orang sudah mulai paham tentang Holopis dan popularitas Pak Halim terus menanjak,” katanya.
Bagaimana dengan Khofifah Indar Parawansa? Masih teka-teki. Hingga kini perempuan yang juga menjabat menteri sosial (Mensos) itu belum sekalipun mau menjawab ketika ditanya kemungkinan maju di 2018.
Namun beberapa sinyal bisa ditangkap kalau Khofifah juga masih menginginkan kembali maju di 2018 setelah dua kali kalah dari pasangan Karsa (2008 dan 2013). Belakangan Khofifah sangat rajin turun ke Jatim, entah terkait kunker sebagai Mensos maupun menghadiri acara Muslimat NU.
Sebaliknya, Gus Ipul bahkan sudah melangkah lebih awal untuk melakukan ‘check sound’, di antaranya membagi-bagikan kopi sachet, gelas dan buku saku bergambar dirinya. Intinya Gus Ipul sedang memunculkan “Ngopi bareng Gus Ipul” di Jatim.