Tajuk  

Tobat Obat Hadapi Wabah dan Musibah

Tobat Obat Hadapi Wabah dan Musibah
Djoko Tetuko

Oleh :Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Transparansi

Selasa siang (22/9/2020), Sandy Gibol (Gila Bola) reporter dan penyiar radio Suzana Surabaya menelpon meminta komentar soal banjir bandang di Sukabumi, berkaitan dengan kerusakan lingkungan alam dan menjadi muatan untuk melakukan bantuan sosial maupun Bhakti sosial.

Bukan merekayasa komentar, tetapi seketika itu langsung menyatakan bahwa saat ini kerusakan alam dan kerusakan politik sudah menyatu menjadi kebanggaan para pejabat sampai rakyat.

Di mana-mana pejabat minta “Selamatkan hutan”, “Selamatkan lingkungan”, “Selamatkan alam semesta”. Tetapi memberikan rekomendasi dan surat kebijakan membabat hutan, merusak lingkungan, dan menghancurkan alam.

Rakyat sebagai pemegang kekuasaan, ketika sudah mendapat tempat terhormat sebagai tokoh umat dan tokoh masyarakat, mendapat jatah uang dari konglomerat. Bersama-sama di garis terdepan ikut merusak alam. Maka jadilah kerusakan alam dan kebobrokan politik menyatu, menjadi penyebab kerusakan alam semesta hingga Allah SWT menurunkan wabah, musibah, ran bencana silih berganti.

Saat wawancara sempat mengutip ayat 41 surat Ar Ruum (dengan arti); “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Oleh karena itu, ketika sudah 7 bulan wabah atau pandemi virus Corona se dunia, belum berhenti, bahkan di beberapa negara seperti Spanyol tiba-tiba saja serangan Covid-19 gelombang kedua terjadi. Inilah peringatan kedua.

Di Sukabumi baru mulai normal setelah diterjang banjir bandang, di Cirebon angin Puting Beliung mengamuk, di Las Vegas badai alfabet menghantam hingga beberapa ruas jalan banjir.