SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Ketua terpilih Partai Golkar Kabupaten Jember, Jawa Timur Karimullah Dahrujiadi, mengaku, tantangan Golkar diwilayahnya akan semakin berat.
Amanat Musda dan saya sudah berjanji jika tidak bisa menaikan sampai delapan (8) kursi di DPRD, mundur dari jabatan meski dirinya memegang kendali partai baru kali ini.
Anggota DPRD Jawa Timur dua periode ini menyatakan, tantangan pertama adalah bagaimana Golkar makin dicintai oleh rakyat mengingat sejak era reformasi, perolehan kursinya terus merosot. Bahkan pada Pemilu 2019 lalu, Golkar pada titik terendah yakni hanya kebagian 2 kursi saja.
Sementara partai partai lain semakin megembangkan sayapnya dan mendapat tempat dihati masyarakat. Namun saya tidak galau dengan kondisi itu. Dalam sejarah politik lokal Jember, Golkar pernah mengalami masa keemasan (era orde baru) dimana tingkat kepercayaan masyarakat pada Golkar selalu diatas 75 persen.
“Mungkin orang bilang target 8 kursi itu hanya mimpi. Nggak apa apa. Orang harus punya mimpi. Tidak punya mimpi sama saja tidak punya cita cita, tidak memiliki kemauan,” ungkap Karimullah kepada WartaTransparansi.com di Gedung Golkar Jawa Timur, Senin (24/8/2020),
Enam kursi adalah target minimal rasional. Sedangkan delapan kursi adalah target maksimal rasional. Artinya di Jember itu jumlah pemilih sangat tinggi. Asumsi kita di Jember itu ada 6 dapil, tiap Dapil wajib 1 kursi. Selebihnya adalah Dapil potensial dua kursi. Itu sebabnya maka kualitas Caleg harus betul betul dipertanggung jawabkan.
Kedua, Jember itu sebenarnya adalah masyarakat Golkar. Luas wilayah yang mayoritas masyarakatnya berada di Perkebunan Tebu, adalah penyokong utama pengumpulan suara sejak Golkar ikut Pemilu diera orde baru sampai masuk era reformasi. Virus orde baru akan sebar lagi kemasyarakat, kata dia.
Saya oleh Ketua DPD Pak Sarmuji diberi waktu hanya empat hari menyusun kabinet. Jauh lebih singkat dari DPD lainnya, sebulan. Ini karena Jember sedang menyiapkan Pemilukada (Pilihan bupati).
Di Pilkada tahun 2020, saya termasuk yang ditawari untuk menjadi orang kedua. Tapi saya mempertimbangkan, karena ingin menyelesaikan tugas di DPRD Jawa Timur. Siklus saya berpartai dua periode-an, DPRD Jember 2 periode dan dua periode DPRD Jawa Timur.