Pelatih Madura United Rela Gaji Dipotong 50 Persen

Pelatih Madura United Rela Gaji Dipotong 50 Persen
Foto: Pelatih Madura United Rahmad Darmawan.

SURABAYA (WartaTransparansi.com) —
Tidak seperti beberapa pelatih Liga 1 lainnya yang menolak adanya pemotongan gaji, pelatih Madura United Rahmad Darmawan bersedia gajinya sebesar 50 persen. RD -sapaan akrabnya- memahami situasi dan kondisi yang tengah dihadapi klub-klub di Indonesia.

Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan kompetisi dihentikan membuat finansial klub terganggu. Klub kehilangan pemasukan, baik dari penjualan tiket, sponsor, hingga menurunnya penjualan merchandise.

Memahami situasi tersebut, Rahmad Darmawan angkat bicara mengenai aturan pemangkasan gaji sebesar 50 persen yang menjadi kebijakan PSSI untuk klub peserta Liga 1.
Harapannya agar tidak makin memberatkan beban klub dalam hal finansial.

“Saya rasa dengan kondisi seperti sekarang ini, kita harus menjadi orang yang bijak, menjadi orang yang betul-betul bisa mengerti kondisi,” kata RD kepada awak media.

“Kita juga harus melihat bagaimana situasinya tidak mudah untuk saat ini, khususnya klub-klub di Indonesia yang sama-sama kita tahu tidak seperti klub-klub di Eropa, mungkin. Sebagai pelatih sudah sepakat melalui APSSI bahwa kita siap untuk pemotongan gaji sampai 50 persen,” tegas Rahmad Darmawan.

Namun, terkait pemain, Rahmad Darmawan tidak bisa berkomentar banyak karena merasa bukan domain untuknya memberikan pendapat. Hanya saja, dia yakin penggawa Laskar Sapeh Kerrab akan legawa dengan pemotongan gaji 50 persen.

“Saya pikir pasti akan ada jalan keluar, karena saya tahu pemain sangat bisa mengerti. Terutama Madura United, karena kemarin kita sempat melakukan meeting bersama seluruh pemain, mereka menyatakan siap,” tandas RD.

Sementara itu, kabar rencana diputarnya Liga 1 2020 ini menjadi angin segar untuk para pemain, tak terkecuali legiun asing Madura United, Emmanuel Oti Essigba. Gelandang 23 tahun asal Ghana itu berharap kompetisi dapat berjalan lancar, kendati di tengah pandemi virus corona.

Keputusan PSSI yang menyajikan pertandingan tanpa suporter di stadion pun mendapat dukungan dari eks pemain Braga tersebut. Meski, Oti mengakui bahwa pertandingan akan terasa hampa tanpa kehadiran suporter di dalam stadion.

“Saya sudah mendengar kalau nanti pertandingan tanpa suporter. Ini sama dengan kompetisi-kompeisi di Eropa; Liga Inggris, Spanyol, dan yang lain tanpa suporter. Jadi, saya pikir memang seharusnya seperti ini demi keselamatan semua,” ucap Oti, dikutip laman resmi klub. (sr)