“Bunuh Diri” Berantai Makin Potensi
Cukup banyak cerita bahwa Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya, belum mampu membendung angka penambahan kasus baru positif maupun penemuan baru dari OTG (Orang Tanpa Gejala), sehingga penanganan terhadap kasus di Surabaya sebagai pintu “keluar-masuk” masyarakat Jatim, harus menerima kenyataan pahit
Tri Rismaharini melalui pengeras suara keliling meminta masyarakat memilih sehat, wafat, atau masuk rumah sakit, berkaitan upaya
maksimal dalam menangani kasus pandemi virus Corona. Tetapi jika masyarakat tetap saja melakukan pelanggaran dan menerjang semua ketentuan, maka “bunuh diri” berantai makin potensi.
Mengapa demikian? Surabaya memiliki tipikal kasus virus Corona sangat kompleks bahkan super kompleks, bukan hanya upaya pencegahan, percepatan dan penanganan dilakukan maksimal. Tetapi sayang, masih terlalu menonjol egois para pemimpin di kota Surabaya, sehingga menambah potensi “bunuh diri” berantai.
Bahkan, walikota wanita pertama kota Surabaya ini, meminta protokol kesehatan dengan physical diatancing (bersentuhan apalagi bergerombol lebih dari 4 orang), terus dijaga supaya peningkatan warga terinfeksi virus Corona segera menurun.
Catatan terakhir Surabaya menjadi juara Corona, dalam hal PDP, ODP, meninggal (wafat), OTG, dan sejenis meroket sampai melampaui beberapa provinsi di Jawa, bahkan sempat melampaui DKI Jakarta, sehingga membutuhkan penanganan lebih serius, mengingatkan. PSBB di Surabaya walaupun sudah melakukan pemeriksaan di 17 perbatasan dengan Sidoarjo, Gresik, dan Madura serta pintu masuk dan keluar bandara Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, Terminal Bungurasih dan kegiatan bersifat bisnis masih begitu bebas.
Bahkan, bukan rahasia umum lagi, bahwa ada rasa egois dari pimpinan kepala daerah membuat korban warga jadi menangis di banyak tempat karena terkena infeksi virus Corona, tetapi tidak berdaya ketika tidak mendapatkan perhatian, walaupun sejak awal walikota terus memberikan instruksi untuk tetap di rumah. Bajkan terakhir ketika kasus terinfeksi Corona meroket karena rapid test dilakukan secara masif di beberapa tempat.
Jumlah warga Surabaya yang terinfeksi virus corona COVID-19 belum menunjukkan angka penurunan. Meski begitu, Risma terus membangun semangat warganya untuk terus berjuang bersama-bersama melawan pandemi ini.
Dirangkum dari portal resmi Pemkab Surabaya surabaya.go.id dan Antara, ini pesan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selama masa pandemi COVID-19
Bahkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang protokol pengendalian mobilitas penduduk yang dikirimkan kepada Ketua RT, pengelola apartemen, pengelola country house, dan pengurus REI Jawa Timur. Surat edaran yang ditandatangani pada 6 April 2020 itu bernomor: 470/3674/436.7.13/2020.
Inti dari Surat Edaran
minta kepada warga, apabila ada anggota keluarga di luar kota atau luar negeri untuk menunda kepulangan ke Surabaya.
Sedangkan jika sudah terlanjur kembali ke Surabaya, maka warga tersebut harus mentaati langkah-langkah penanganannya, yaitu kepala atau anggota keluarga harus melaporkan anggotanya yang datang dari luar kota atau luar negeri itu ke Ketua RT atau pengurus RT yang ditunjuk atau pengelola apartemen setempat.
Laporan itu harus dilakukan paling lambat 1×24 jam sejak kedatangan.
Selanjutnya, Ketua RT/pengurus RT yang ditunjuk atau pengelola apartemen itu harus memasukkan data warganya itu melalui aplikasi lawan COVID-19.
Apabila sudah terlanjur menerima penghuni baru dari luar kota atau luar negeri yang terhitung belum 14 hari sejak surat ini diterima, maka semua penghuninya harus isolasi mandiri dan harus mengunduh aplikasi lawancovid-19 guna memperbaharui data kondisi vital diri setiap harinya
Juga meminta warga untuk sementara ini tidak menerima kunjungan tamu atau family atau kerabat dari luar kota atau dari luar negeri. Guna mengoptimalkan aplikasi lawancovid-19 yang bisa diunduh di alamat: https://lawancovid-19.surabaya.go.id/. Hal ini penting untuk mengetahui informasi seputar penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Tanpa kenal lelah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus mendorong warganya agar turut serta mencegah penyebaran Covid-19. Sebab, untuk memutus mata rantai virus ini dibutuhkan keterlibatan semua pihak. Baik itu pihak pemerintah, Kepolisian, TNI, stakeholder, hingga masyarakat umum.
Jika selama ini upaya preventif yang dilakukan untuk mencegah Covid-19 adalah dengan cara rajin mencuci tangan, muka dan menerapkan physical distancing. Kali ini, Walikota Risma mengajak semua warga Kota Pahlawan untuk berdoa dan tidak menyerah dalam menghadapi Covid-19 ini.
Karena itu, meminta kepada seluruh masyarakat agar istiqomah berdoa dan disiplin dalam menjaga kebersihan dan kesehatan. Selain itu, ia juga meminta supaya warga tetap mengisolasi diri secara mandiri di rumah masing-masing. Dengan cara, tidak keluar rumah jika tidak ada keperluan yang sangat mendesak.
Risma juga berpesan kepada seluruh warga agar tidak bersedih dan tetap optimis menghadapi wabah pandemi ini. Ia pun berharap agar warga tidak menyerah dan mengambil hikmah di setiap musibah yang ada.
Situasi dan kondisi Surabaya begitu terbuka dan di sudut-sudut kota masih banyak masyarakat bersosialisasi dengan cara berdekatan, sehingga upaya menerapkan physical distancing sangat kesulitan.
Yang pasti korban karena terkena virus Corona di Surabaya, terus bertambah. Bahkan dalam seminggu terakhir Surabaya tiba-tiba mengejutkan menjadi penyumbang tertinggi catatan di provinsi Jatim melampaui beberapa provinsi tetangga. Bahkan Surabaya sudah lebih tinggi dari 3 provinsi di Jawa (Banten, DI Jogjakarta, dan Jateng)
Data menunjukkan bahwa:
Surabaya Barat:
Pasien Positif (15 orang); Konfirmasi sembuh (25 orang);
ODP (628 orang);
ODP selesai dipantau (565 orang); ODP dipantau (63 orang);
PDP (474 Orang); PDP sembuh (241 orang);
PDP meninggal: – ;
Konfirmasi meninggal: (15 orang)
Surabaya Pusat:
Pasien positif (222 orang); Konfirmasi sembuh (13 orang);
ODP (360 orang);
ODP selesai dipantau (299 orang); ODP dipantau (61 orang)
PDP (304 orang);
PDP sehat (97 orang);
PDP meninggal (1 orang); Konfirmasi meninggal (32 orang).
Surabaya Selatan:
Pasien positif (348 orang);Konfirmasi sembuh (46 orang);
ODP (895 orang); ODP selesai dipantau (804 orang); ODP dipantau: (91 orang); PDP (515 orang); PDP sembuh (237 orang); Konfirmasi meninggal (32 orang);
Surabaya Timur:
Pasien positif (582 orang); Konfirmasi sembuh (51 orang);
ODP (1.068 orang);
ODP selesai dipantau (905 orang); ODP dipantau (163 orang);
PDP (651 orang);
PDP sehat (221 orang);
PDP meninggal: – ;
Konfimasi meninggal (44 orang).
Surabaya Utara:
Pasien positif (312 orang); Konfirmasi sembuh (23 orang);
Konfirmasi meninggal (42 orang); ODP (384 orang); ODP selesai dipantau (300 orang);
ODP dipantau (84 orang); PDP (432 orang); PDP sehat (153 orang); PDP meninggal: 1 orang ;
(jt)