Masjid Tak Serendah Pasar

Masjid Tak Serendah Pasar
Zahrul Azhar As'ad

Oleh : HM. Zahrul Azhar As, Sip , MKes (Wanhat GP Ansor Jatim)

Akhir akhir ini banyak sekali yang tampak gagah membela masjid dari yang memang ahli masjid hingga ahli membuat proposal masjid, mereka membandingkan antara sepinya masjid dengan hiruk pikuknya pasar. Hatinya remuk redam seakan Alloh akan murka jika tidak ada yang menyembah Nya.

Membanding-bandingkan atau memilih analogi (qiyas) antara masjid dan pasar adalah tindakan tanpa sadar yang merendahkan tempat muliya, bagaimana mungkin kita menyamakan tempat yang penuh dengan rahmat dengan tempat yang penuh keringat keduniaan.

Kami teringat sebuah syair yang sangat menyinggung tentang hal ini,

‎وكيف يقال البدر أضوا من السها *** وكيف يقال الدر خير من الحصا

‎ألم ترى أن السيف يزري بقدره *** إذا قيل هذا السيف أمضى من العصا

Bagaimana bisa dikatakan purnama lebih terang dari bintang kecil. Dan permata lebih berharga dari kerikil.

Apakah pedang martabatnya akan berkurang, saat pedang lebih tajam dari kayu ?!

Masjid adalah tempat yang paling dicintai Allah. Sementara pasar adalah tempat yang paling dibenci oleh Allah. Bagaimana bisa kedua hal ini dibandingkan ?

‎أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا ، وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Negeri (tempat) yang paling dicintai Allah adalah pada masjid-masjidnya, dan tempat yang paling dimurkai Allah adalah pasar-pasarnya,’” (HR Muslim).

Hadis ini perlu dijelaskan biar tidk terjadi kesalah pahaman yang tida perlu,

Mengenai keutamaan masjid dibanding pasar tersebut, Imam An-Nawawi memaparkan dalam Syarah Shahih Muslim berikut:

‎قَوْلُهُ أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا لِأَنَّهَا بُيُوتُ الطَّاعَاتِ وَأَسَاسُهَا عَلَى التَّقْوَى قَوْلُهُ وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا لِأَنَّهَا مَحَلُّ الْغِشِّ وَالْخِدَاعِ وَالرِّبَا وَالْأَيْمَانِ الْكَاذِبَةِ وَإِخْلَافِ الْوَعْدِ وَالْإِعْرَاضِ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَغَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا فِي مَعْنَاهُ

Artinya, “Nabi bersabda, ‘tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid’ karena masjid merupakan tempat ketaatan, dan didirikan atas dasar ketakwaan. Sedangkan kalimat ‘tempat yang paling Allah benci adalah pasar’, karena di pasar adalah tempat tipu-tipu, riba, janji-janji palsu, dan mengabaikan Allah, serta hal serupa lainnya,” (Lihat Imam An-Nawawi, Syarah An-Nawawi ‘ala Sahih Muslim, [Beirut, Daru Ihyait Turats Al-Arabi: 1392 H).

Menurut Imam As-Suyuthi, sebagaimana dikutip Syekh Ali bin Muhammad bin ‘Illan dalam Dalilul Falihin li Thuruq Riyadhus Shalihin hadits di atas adalah bentuk ungkapan tempat dengan disifati atas hal yang dilakukan di dalamnya (majaz washfil makan bi shifati ma yaqa’u fiihi).