VIRUS CORONA di Jawa Timur makin membuat miris. Sebab jumlahnya terus bertambah.Tercatat sampai pada hari Rabu (23/4/2020) pasien positif corona 637 , Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 2339 orang dan Orang Dalam Pemantuan (ODP) 17336 orang. Sedangkan yang meninggal dunia 60 orang . Tim kuratif berhasil melakukan tindakan medis hingga 112 orang dinyatakan sembuh.
Bahkan dalam hitungan hari Surabaya akan dilakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan dua kabupaten lainya yakni Gresik dan Sidoarjo sebagian PSBB.
Pandemi covid-19 ini juga telah merusak sendi sendi kehidupan yang selama ini terbangun dan terjaga dengan baik. WartaTransparansi.com sempat berbicang santai dengan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Pemprov Jawa Timur Drs. Ec. Jonathan Yudhyanto, MMT, berikut petikan wawancaranya.
Apa yang bisa Anda dilakukan atas virus corona ini ?
Penanganan virus corona ini tidak bisa dilakukan secara sendiri sendiri. Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa sangat luar biasa dalam menangani corona ini. Kepala BPBD sebagai Kalaksa (Kepala Pelaksana). Sedangkan Kepala Gugus Tugas Covid-19 adalah Gubernur yaitu Ibu Khofifah.
Semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dikerahkan. Ibu Gubernur dalam setiap kesempatan selalu meminta agar kami kami memberikan respon cepat atas dampak dari Covid-19. Mulai pejabat tinggi sampai paling bawah.
Juga ASN (Aparatur Sipil Negara). Partisipasi semua ormas sangat luar biasa. Juga tanggapan masyarakat atas tindakan Gugus Tugas yang didalamnya ada Forkompimda Jawa Timur. Support DPRD Jawa Timur sangat luar biasa. Misalnya disetujuinya pengajuan anggaran untuk covid-19 sebesar Rp2,3 triliun.
Tingkat kedisiplinan masyarakat belum sepenuhnya mengikuti himbauan Pemerintah. Bagaimana Anda menyikapinya ?
Oh itu salah.Tidak benar. Yang benar masyarakat responya sangat tinggi. Terbukti, ketika media massa memberitakan dampak dari virus corona, misalnya begitu terjadi penularan, lalu ada yang meninggal, masyarakat dengan kesadaran sendiri mereka melakukan isolasi mandiri.
Mereka tetap tinggal dirumah, memakai masker, mencuci tangan dengan hand sanitize. Pemerintah juga menyiapkan rumah sakit rujukan, banyak kantor dijadikan ruang observasi. Yang luar biasa Kepala Desa/Lurah menyiapkan ruang observasi. Dari 7.724 desa/kelurahan sudah 82 persen ada ruang observasi.
Berarti tersisa sekitar 300 desa/kelurahan yang belum ada ruang observasinya. Bahwa ada yang belum displin, itu benar. Mereka belum tau dan perlu sosialisasi lebih gencar. Jangan lupa penduduk Jawa Timur 38 juta. Yang belum disiplin hanya kecil. Wajar saja.
Suplay APD dan keperluan untuk tenaga medis dan non medis, Gubernur Ibu Khofifah terus mengupayakan. Alhamdulillah akhirnya semua tercukupi.
Virus Corona telah merusak tatanan kehidupan sosial dan budaya dan ekonomi. Menurut Anda ?
Ya Virus corona ganas dan jahat. Bagaimana tidak. Akibat pandemi covid-19 ini, tatananan sosialnya berubah. Contohnya, bagi umat muslim tidak bisa Jumatan, budaya bersalaman tiba tiba saja dihindari. Juga umat kristiani tidak bisa ke Gereja.
Dari sisi ekonomi, banyak pabrik tidak produksi, kalaupun bisa produksi tidak maksimal. Karyawan dirumahkan, bahkan kena PHK.Terjadilah pengangguran baru. Maka itu Pemerintah menyiapkan yang namanya program kartu prakerja. Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan stimulus untuk masyarakat yang terdampak secara ekonomi.
Pemprov Jatim juga mengadakan Lumbung Pangan Jatim (LPJ) dengan menyiapkan sembako mulai beras, telor, daging ayam, bawang putih dan lainya. Ini bukan sembako gratis melainkan dijual tapi harganya jauh dibawah harga pasar. Bukan soal harga tetapi kesediaan barang itu lebih penting.
LPJ, cara pembeliannya melalui online untuk menghindari kerumunan massa. Namun yang manual (langsung datang) juga di layani tetap tetap sesusia SOP Covid-19.
Tempat wisata tutup, hotel sepi tamu, transportasi kena imbasnya, onjol penumpangnya nggak ada, warung juga banyak tutup akibat virus corona. Jadi pandemi corona ini memberikan dampak luar biasa baik sosial budaya maupun ekonomi.
Apa harapan Anda untuk masyarakat ?
Kami mengajak semua lapisan masyarakat taat dan disiplin mengikuti protokol kesehatan covid-19. Ini harus terus menerus disosialisasikan sampai ke desa desa. Ramadhan dan Lebaran, tradisi masyarakat Indonesia dimana perantauan mudik, tapi kali ini tidak mudik. “Mari di ramadhan ini kita berdoa bersama sama dengan khusyuk agar corona segara keluar dari bumi Indonesia,”.