Ekbis  

Ada 3,88 Juta Pekerja di Jatim Terdampak Sosial Ekonomi Covid-19

Ada 3,88 Juta Pekerja di Jatim Terdampak Sosial Ekonomi Covid-19
Wagub Emil Elestianto Dardak memberikan semangat kepada puuhan wartawan sekaigus agar tetap hati hati terhadap virus corona.

SURABAYA (WartaTransaransi.com) –Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengatakan, dari 38 kabupaten/kota, sedikitnya ada 3,88 juta terdampak sosial ekonomi akibat pandemi virus corona (COVID-19).

Dari data itu ada yang sudah terkafer oleh Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Ini berdasarkan data di kami dan akan segera di konfirmasikan ke data BPS (Badan Pusat Statistik). Tim juga terus melakukan falidasi sebab dimungkinkan akan terjadi penambahan.

“Pekerja yang terdampak sosial ekonomi COVID-19 dari berbagai sektor, seperti perdagangan, pengolahan, transportasi, akomodasi makanan dan minuman. Jumlahnya mencapai 3,88 juta orang di seluruh wilayah Jawa Timur,” kata Emil Dardak saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam.

Menurut Emil, dari angka pekerja terdampak sosial ekonomi COVID-19 yang telah terdata tersebut, beberapa di antaranya telah tercakup oleh Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

“Ada juga yang belum ter-cover BPNT. Kami akan terus mematangkan kebijakan terhadap mereka yang belum ter-cover BPNT,” katanya.

Emil Dardak menandaskan, angka pekerja yang terdampak sosial ekonomi COVID-19 masih akan dikoordinasikan dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk memperoleh data yang pasti.

“Karena BPS telah membedah angka pekerja di sektor formal, informal, bekerja sendiri, dan bekerja dengan orang lain,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, dana yang disiapkan pemerintah provinsi untuk percepatan penanggulangan penyebaran COVID-19 saat ini senilai Rp264 miliar.

Menurut Khofifah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur masih membutuhkan tambahan dana yang lebih besar lagi untuk bisa melakukan program jaring pengaman sosial yang terkait dengan cash forward atau padat karya dan pelaku UMKM yang terdampak.

“Seperti yang dikatakan Pak Wakil Gubernur, sekarang konsolidasi datanya masih sedang dikoordinasikan dengan BPS. Kalau terhadap keluarga rentan yang hampir miskin dan menjadi miskin akibat pandemi COVID-19, koordinasinya nanti dengan dinas sosial,” katanya. (min)