BOJONEGORO – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong agar produktivitas jagung sebagai salah satu produk andalan Jatim terus ditingkatkan.
Terutama karena Jawa Timur menjadi kontributor signifikan terhadap pemenuhan suplai kebutuhan jagung nasional.
Di sub round 1 tahun 2020 ini atau selama rentang bulan Januari hingga April mendatang, produksi jagung di Jawa Timur diprediksi mencapai 2.465.390 ton.
Dengan potensi konsumsi untuk pangan, pakan dan industri sebesar 840.908 ton pipilan kering jagung. Sehingga potensi surplus jagung pada sub Round I tahun 2020 mencapai 1.624.482 ton pipilan kering jagung. Sedangkan di tahun 2019 lalu, Jawa Timur juga surplus jagung 4.384.009 ton.
“Jagung merupakan salah satu komoditas andalan Jawa Timur, yang juga menjadi kontributor untuk ketersediaan jagung secara nasional, maka kita terus mendorong produktivitas tanaman jagung kita. Terutama karena jagung ini adalah 50 persen komponen utama pakan ternak ayam ,” ungkap Khofifah saat panen raya jagung bersama masyarakat Samin Bojonegoro, Minggu (23/2) siang.
Panen Raya itu dilakukan Khofifah di Lahan Perhutani Petak 5 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ngawi di Bojonegoro dengan didampingi Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahyono, Kepala Divisi Regional Perhutani Jawa Timur Oman Suherman dan Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah.
Orang nomor satu di Jatim ini mengatakan jenis jagung yang dipanen pada panen raya kali ini adalah jenis hibrida yang memang memiliki tingkat produktifitas tinggi.
Jagung di lahan tersebut merupakan tumpangsari tanaman Kayu Putih. Adapun jagung yang ditanam merupakan varietas jagung hibrida NK (75 %) dan varietas jagung hibrida Pioner (25 %). Harga jagung di lokasi berupa pipilan kering adalah Rp 3.800 per kg dan bila berupa gelondong Rp 2.000 per kg.
“Kebutuhan pasar untuk jagung kita di dalam negeri cukup besar, kebutuhan pasar di Provinsi Jawa Timur juga cukup besar, dan hari ini sebetulnya kebutuhan ekspornya juga sudah mulai terbuka pasarnya,” tuturnya.