Melihat Kampung Tempe Di Kelurahan Gempeng, Bangil

Melihat Kampung Tempe Di Kelurahan Gempeng, Bangil
Indutri Tempe di Bangil Pasuruan
TEMPE,  Siapa yang tidak tahu tempe? Apalagi masyarakat indonesia, dari semenjak masa penjajahan hingga sekarang, tempe masih eksis di berbagai penjuru indonesia, bahkan  tempe sudah tersebar diseluruh penjuru dunia.

Nah, di Kabupaten Pasuruan, sentra tempe tak hanya di Kecamatan Purwodadi dan Sukorejo saja. Melainkan di wilayah perkotaan seperti di Kecamatan Bangil. Lebih dari 200 KK (kepala keluarga) di Kelurahan Gempeng, bertahun-tahun menjadi pembuat atau pengrajin tempe.

Tempe yang mereka buat tak sekedar tempe, tapi betul-betul tempe yang berkualitas. Yakni gurih dan lezat tanpa ada rasa kecut (asam) maupun pahit yang kerapkali kita temukan di pasar-pasar tradisional maupun pasar modern pada umumnya.

Salah satu pembuat tempe di Bangil adalah Endang Martiningsih (67), warga RT 03 RW 03, Lingkungan Ketanen, Kelurahan Gempeng. Usaha membuat tempe sudah dimulai sejak tahun 1970 alias 49 tahun lalu, lantaran suaminya kehilangan pekerjaan. Dari situ, dirinya memberanikan diri untuk membuat tempe sekaligus menjualnya.

“Kasihan lihat suami gak kerja, jadi saya putuskan untuk membuat tempe. Alhamdulillah, ternyata banyak yang suka,” ungkap Endang saat ditemui di rumahnya, Selasa (08/10/2019).

Sebelum sesukses sekarang, Endang masih harus berjuang dari nol. Khususnya dalam mencari pembeli yang dia harap suka dengan tempenya.

Dikatakannya, untuk memperoleh tempe yang berkualitas baik, maka kedelai yang digunakan juga harus yang berkualitas baik dan tidak tercampur dengan biji-bijian yang lain, seperti jagung, kacang hijau dan biji-bijian lainnya. Bahkan, agar tempe benar-benar bersih, tak ada sedikitpun kulit kedelai yang masih menempel pada daging kedelai itu sendiri.

“Kebersihan adalah nomor satu, supaya tempe nya enak,” singkatnya.

Kebersihan yang dimaksud adalah proses keseluruhan dalam membuat tempe. Kata Endang, ketika merebus tempe harus menggunakan air bersih sekali pakai. Kalaupun ada kedelai yang dimasukkan kembali, prosentase air bersih dengan air sisa rebusan adalah 90 dibanding 10 persen. Dalam sehari, Endang bisa membuat tempe sebanyak 1-3 kwintal dengan harga mulai dari Rp 1000 hingga Rp 40.000.