Pascagempa Maluku, Rumah Rusak 6.184 Unit, Penyintas 115.290 Jiwa

Pascagempa Maluku, Rumah Rusak 6.184 Unit, Penyintas 115.290 Jiwa
Kepala BNPB Doni Monardo saat berkunjung di wilayah terdampak gempa bumi di Kota Ambon.

JAKARTA – Pemerintah bersama BNPB, TNI, Polri terus melakukan pendekatan kepada warga untuk tidak terpancing hoaks pascagempa Maluku M 6,5 yang terjadi 26 September 2019). Tim gabungan masih terus mengimbau warga untuk kembali ke rumah mereka.

Tim Reaksi Cepat BNPB (TRC) menyampaikan bahwa camat, kepala desa, babinsa dan babinkamtibmas di wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat telah melakukan penjelasan kepada warga sejak beberapa hari lalu, selepas gempa yang terjadi pada pukul 06:46:45 WIB. Ketika hoaks yang berisi tentang adanya gempa dan tsunami dalam waktu dekat, warga memilih mengungsi secara tersebar di dataran yang lebih tinggi.

Sebagian warga masih percaya hoaks tersebut sehingga ada yang mengungsi ke bukit secara tersebar dan sulit dijangkau personel gabungan. Kondisi tersebut justru menyebabkan kualitas kesehatan warga menurun seiring turunnya hujan.

Namun demikian, dari upaya yang dilakukan setelah beredarnya isu tidak benar sejak hari kedua, sejumlah warga yang mengungsi memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing. Hal tersebut dilihat dari berkurangnya jumlah penyintas hingga 72.000 jiwa sejak semalam (1/10/2019).

Mengupayakan penyadaran terhadap hoaks, Kepala Sub Direktorat Peringatan Dini BNPB Abdul Muhari, Peneliti Badan Geologi Cipta dan perwakilan BPBD Provinsi Maluku memberikan keterangan secara langsung melalui TVRI Ambon Rabu (2/10/2019). Muhari menyampaikan mengenai karakterter dan historis gempa di Ambon sehingga masyakarat memiliki pengetahuan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi gempa.