Jakarta – Pidato calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 Ma’ruf Amin menggelitik. Meski gayanya menggelitik, pidato Ma’ruf berisi penegasan dirinya akan sejumlah isu miring seperti soal usianya dalam kontestasi Pilpres 2019 hingga tudingan kalau dia hanya jadi alat politik.
Ma’ruf Amin menyampaikan pidato tersebut dalam acara deklarasi Arus Baru Muslimah Indonesia pro Jokowi-Ma’ruf Amin di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (24/2/2019).
Ma’ruf Amin tidak menampik bahwa dia sudah tua. Dia pun menyatakan capres petahana Joko Widodo (Jokowi) juga tahu bahwa dia sudah tua.
“Ada yang bilang KH Ma’ruf Amin tua. Nah, siapa bilang saya masih muda, nggak ada yang bilang, semua tahu, Pak Jokowi juga tahu saya tua,” kata Ma’ruf .
Meski demikian, dia menyatakan ingin berbakti kepada bangsa dan bernegara demi generasi mendatang.
“Tapi saya terinspirasi oleh orang tua yang menanam pohon. Orang tua berkata, saya menanam pohon bukan untuk mengambil hasilnya, tapi untuk diserahkan ke generasi yang akan datang. Saya juga begitu, saya ingin berbakti kepada bangsa dan negara untuk saya serahkan ke generasi milenial yang akan datang, generasi 4.0,”
Bagi Ma’ruf, Jokowi benar-benar menghormati ulama. Buktinya adalah dirinya digandeng menjadi cawapres. Dia menegaskan dirinya bukan alat.
“Ada lagi, KH Ma’ruf Amin paling jadi alat. Memangnya saya pacul apa? Tapi kalau alat untuk membangun kebaikan, membangun kemanfaatan, saya siap jadi alat untuk membangun kebaikan-kebaikan. Makanya itu hoax-hoax itu namanya tukang bikin was was,” kata Ma’ruf.
Ma’ruf menyebut Jokowi menghormati ulama dan tidak hanya memanfaatkan saja. Menurut Ma’ruf, Jokowi satu-satunya capres yang memilih ulama.
Dalam salah satu pidatonya di acara tersebut, Ma’ruf optimistis menang. Saking optimistisnya, Ma’ruf menyebut akan bertemu Arus Baru Muslimah Indonesia pro Jokowi-Ma’ruf Amin lagi ketiga dia menjabat wakil presiden RI.
“Kalau hari ini saya ketemu ibu-ibu sebagai cawapres, nanti kita ketemu lagi sebagai wapres, amin. Setuju ya,” ucap Ma’ruf Amin.