Surabaya – Lebih dua ribu ASN Pemkot Surabaya, menggelar doa bersama lintas agama untuk keselamatan Kota Surabaya dan Bangsa Indonesia, Rabu, (26/12/2018). Doa bersama itu lintas agama itu, dilakukan di lima tempat dan digelar serentak.
Bagi ASN beragama Islam, doa bersama berlangsung di Taman Surya Balai Kota Surabaya. Diikuti sekitar 1000 orang, termasuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Untuk yang beragama Kristen, doa bersama digelar di Graha Sawunggaling lantai 6 yang diikuti 600 orang. Untuk agama Hindu, digelar di Pura Segara, Jalan Memet Sastrawirya Komplek TNI AL Kenjeran, yang diikuti 300 orang.
Sedangkan untuk agama Budha, doa bersama digelar di Vihara Budhayana Dharma Wira Center Jalan Panjang Jiwo Permai, yang diikuti 150 orang. Dan untuk Konghuchu, digelar di Klenteng Boen Bio Jalan Kapasan yang diikuti sekitar 150 orang.
Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, gelar doa bersama untuk menghindari terjadinya musibah dalam bentuk apapun, baik di Kota Pahlawan maupun di seluruh wilayah Indonesia. “Cukup kemarin ada masalah di Jalan Gubeng. Saya berharap itu yang terakhir dan tidak ada lagi musibah atau bencana yang akan dirasakan oleh warga dan Kota Surabaya,” kata Risma.
Ia juga mengingatkan bahwa cuaca dan dampak dari global warming juga menjadi salah satu faktor penyebab perubahan alam yang terjadi akhir-akhir ini. Untuk itu, ia mengimbau kepada warga agar lebih waspada pada dampak alam yang terjadi.
“Cuaca alam saat ini banyak sekali permasalahan, mulai dampak dari erupsi gunung merapi dan dampak dari siklus dimana dampak dari global warming ini sangat luar biasa. Karena itu, mari kita bersama-sama selalu berhati-hati, semoga tidak ada musibah apapun terjadi di Kota Surabaya,” ujarnya.
Risma juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pegawai Pemkot Surabaya dalam bekerja setahun ini. Dalam setahun ini, Kota Surabaya telah mendapat puluhan penghargaan, baik yang tingkat nasional maupun internasional. Namun begitu, ia menegaskan bahwa tujuan utamanya bukanlah untuk mendapat sebuah penghargaan.
“Tujuan utamanya adalah bagaimana kita semua bisa memberikan yang terbaik untuk warga dan Kota Surabaya. Saya juga minta maaf apabila ada kesalahan saya disengaja maupun tidak, selama setahun kemarin,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu umat Hindu, Ketut Gatra Astika menyampaikan, ada tiga tujuan utama digelarnya doa bersama ini.
Pertama, untuk keselamatan Kota Surabaya dan warganya, yang kedua untuk saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah di Selat Sunda. Dan ketiga, untuk pemilu yang akan datang supaya berjalan aman dan lancar. “Doa bersama ini intinya untuk keselamatan kita semua,” kata dia.
Ia menambahkan doa bersama lintas agama ini, bertepatan dengan momen Hari Raya Galungan umat Hindu. Oleh karena itu, pihaknya minta maaf, karena doa bersama yang seharusnya serentak dilaksanakan pukul 07.00 WIB itu sedikit terlambat. (wt)