Surabaya – “Alhamdulillah Kota Surabaya resmi memenangkan penghargaan kota terpopuler secara online dalam ajang The Guangzhou International Award 2018. Terimakasih dukungan yang luar biasa dari warga Surabaya khususnya dan Masyarakat Indonesia”.
Itulah unggahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam akun Instagramnya, Jumat (7/12/2018). Sebuah unggahan kebahagiaan atas kemenangan yang diraih Kota Surabaya.
Selain ungkapan rasa syukur dan terima kasih, dalam Instagramnya, Risma juga mengunggah video prosesi penerimaan penghargaan.
Unggahan tersebut langsung mengundang komentar dari warganet. Misalnya komentar akun bernama sintianjanisari, dia menulis, Selamat buat Surabaya, aku cinta kota ini karena banyak kenangannya. Terima kasih ibu @trirismaharini yang sudah menyulap kota Surabaya menjadi sedemikian eloknya hingga aku pangling dengan Surabaya.
Komentar lain datang dari akun Instagram mariaandtheboys yang menulis, “Selamat Bu Risma beserta warga Surabaya 🙂 terimakasih sudah mengharumkan nama Indonesia.”
Sehari sebelum pengumuman, dihadapan 400 juri dan 14 finalis The Guangzhou International Award 2018, Wali Kota Risma menyampaikan paparan presentasinya, bagaimana perkembangan Surabaya dari masa ke masa yang terus berinovasi menuju kota Sustainable Development Goals (SDGs).
Risma menjelaskan, dalam menangani persoalan sampah dan banjir Surabaya, Pemkot Surabaya menciptakan berbagai macam program dan kebijakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, agar tidak membebani anggaran lokal.
Di antaranya, mengajak masyarakat untuk ikut berperan serta bersama pemerintah mengatasi permasalahan sampah. Warga mulai diajarkan bagaimana mengelolah sampah secara mandiri, yang berkonsep pada 3R (Reuse, Reduce dan Recycle).
Untuk mengatasi masalah lingkungan, Pemkot Surabaya juga membangun waduk-waduk sebagai resapan air selama musim hujan, dan berfungsi sebagai cadangan air selama musim kemarau. Sebanyak 58 waduk telah diciptakan dan 28 ribu hektar hutan bakau sedang dikonservasi di wilayah pesisir timur.
Pemkot Surabaya juga melakukan penanaman ribuan pohon untuk membuat 45.23 hektar hutan kota, dan 420 taman kota yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya. Pembangunan tidak hanya di pusat kota, tetapi juga di daerah padat penduduk.
Sebagai hasilnya, masyarakat dapat menikmati peningkatan indeks kualitas udara dan air, mengurangi volume limbah rumah tangga, mengurangi area banjir dari hampir 50 persen menjadi hanya 2 hingga 3 persen, penurunan tingkat penyakit dan penurunan suhu rata-rata 2 derajat celcius.
“Semua program ini sangat terkait dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 3, 6, 7, dan yang paling penting SDG 11, yaitu membuat kota dan permukiman manusia inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan,” tutupnya.
Dalam ajang ini, Surabaya berkompetisi dengan 14 kota lain sebagai finalis. Yakni, Sydney (Australia), Repentigny (Canada), Milan (Italy), eThekwini (South Africa), Guadalajara (Mexico), Utrecht (Netherlands), New York (USA), Yiwu (China), Santa Ana (Costa Rica), Kazan (Russia), Mezitli (Turkey), Santa Fe (Argentina), Salvador (Brazil), dan Wuhan (China). (wt)