Medan – Ketua umum PSSI Edy Rahmayadi menegaskan tidak akan mundur dari kursi orang nomor satu di organisasi sepakbola Indonesia, dan kinerjanya tak terganggu rangkap jabatan.
Teriakan agar Edy mundur sebagai ketua umum PSSI setelah timnas Indonesia kandas di fase grup Piala AFF 2018, karena hanya mendapatkan satu kemenangan, sekali imbang, dan dua kekalahan.
Teriakan makin kencang ketika dugaan pengaturan skor mengapung ke permukaan. Edy menegaskan, ia akan tetap menduduki kursi ketua umum PSSI hingga tahun 2020, meskipun saat ini menjabat sebagai gubernur Sumatera Utara.
“Saya sebenarnya sudah mau mundur, tapi saya merasa tertantang. Begitu menang tidak ada yang menyanjung saya. Tapi begitu kalah, Edy out, Edy out,” kata Edy.
“Manajemen PSSI bukan soal all out atau tidak, bukan seperti manajemen pabrik roti. Manajemen PSSI ada jangka pendek, menengah, dan panjang. Bukan persoalan hadir dan tidak, tapi program yang terencana dan target yang harus dicapai. Apalagi PSSI baru sekarang ada kitab sucinya.”
Edy juga menegaskan, hingga saat ini PSSI belum memutuskan nasib Bima Sakti sebagai pelatih timnas senior. Bahkan, lanjut Edy, PSSI berencana mengirim Bima berguru ke Eropa.
“Bukan berarti Bima Sakti tidak jelas, karena Piala AFF kalah. Dia tidak diberhentikan. Malah tanggal 30 [Desember] nanti saya mau tambah ilmunya. Dia akan diberangkatkan ke Inggris,” ungkap Edy.
Sementara sekjen PSSI Ratu Tisha menyatakan, kinerja organisasi di bawah komando Edy melakukan banyak perubahan, termasuk peningkatan sumber daya manusia, baik wasit, pelatih, dan instruktur AFC.
Ratu Tisha menambahkan, PSSI menghadapi tantangan tidak ringan dalam menyiapkan kompetisi musim depan. Hal ini disebabkan adanya agenda pemilihan presiden dan legislatif (Pilpres dan Pileg) di tahun 2019.
“Tanggal 16 Desember kami akan melakukan evaluasi dengan PT LIB [Liga Indonesia Baru], sekaligus menanyakan planning mereka ke depan. Kami sesuaikan dengan agenda yang ada, mulai dari Liga 1, 2 dan 3. Piala Indonesia juga agenda besar kami yang berakhir Maret,” ucap Ratu Tisha, dikutip dari goal.com.
“Ada beberapa kemungkinan, termasuk sehabis Pilpres, karena kami juga harus koordinasi dengan pihak keamanan. Tapi komprehensifnya, saat kongres kami umumkan.” (nov)