Suroboyo Wani Juara Umum Porprov VI/2019

Suroboyo Wani Juara Umum Porprov VI/2019
Hoslih Abdullah, Ketua KONI Surabaya

Setelah sempat vakum dua tahun, Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim), kembali akan digelar Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur pada 2019. Kevakuman, lebih dikarenakan besarnya anggaran penyelenggaraan, sehingga Gubernur Jatim Soekarwo, lebih memilih dan setuju jika multieven itu digelar setiap empat tahun sekali.

Gelar Porprov VI/2019, dipastikan akan dihelat seusai pelaksanaan pesta demokrasi (Pilpres dan Pileg) pada April 2019. Sedangkan untuk lokasi pelaksanaan, telah ditetapkan di empat kabupaten. Yakni, Kabupaten Gresik, Lamongan, Bojonegoro, dan Tuban.

Sebagai peserta Porprov, tentunya segala persiapan telah dilakukan oleh masing-masing kabupaten/kota se Jawa Timur. Bahkan, beberapa KONI kabupaten/kota telah memasang target untuk bisa ‘berbicara’ di multieven tersebut. Gresik misalnya, sebagai salah satu tuan rumah, memberi target masuk tiga besar.

Target serupa juga datang dari Kabupaten Lamongan yang ingin masuk posisi lima besar dalam perolehan medali. Sedangkan Kabupaten Sidoarjo, mematok target tinggi, yakni meraih status runner-up.

Bagaimana dengan Kota Surabaya sebagai juara bertahan lima kali beruntun di ajang Porprov? Persiapan apa saja yang sudah dilakukan KONI sebagai ujung tombak pembibitan, pembinaan, dan pengembangan olahraga prestasi, untuk mempertahankan gelar prestise itu ? Berikut petikan wawancara ringan wartawan (korantransparansi –wartatransparansi.com) bersama Ketua KONI Kota Surabaya Hoslih Abdullah.

Sejak terpilih sebagai Ketua KONI Surabaya periode 2017-2021, ‘mimpi’ apa yang Anda bawa untuk memajukan olahraga di Surabaya?

Tidak muluk-muluk. Mimpinya, semua atlet di Surabaya harus berprestasi. Dan itu sebuah kewajiban. Tetapi, yang tak kalah pentingnya, membina dan meningkatkan SDM atletnya.

Cara pembinaan yang sudah ditempuh? 

Salah satunya melalui puslatcab (pusat latihan cabang). Sebab, dalam puslatcab, karakter para atlet akan dibangun melalui pelatihan-pelatihan. Ini tak lari dari visi yang dimiliki KONI.  Sehingga ke depannya, mereka (atlet) akan mampu mencapai puncak prestasi.

Dengan terprogramnya puslatcab, keuntungannya tidak hanya untuk pembinaan prestasi berkelanjutan. Tapi lebih dari itu, mentalnya para atlet juga terbangun kuat. Ini sangat perlu, mengingat usia remaja para atlet, terkadang begitu cepat tergoda dengan lingkungan, semisal terkena narkoba atau kenakalan lainnya.

Karena itu pula, Walikota Surabaya berharap dan menyarankan, ke depannya ada semacam sosialisasi tentang bahaya narkoba. Kegiatan ini khusus untuk atlet. Karena itu, kami tinggal menunggu petunjuk dari Dispora Surabaya untuk melaksanakan sosialisasi itu.

Apakah selama ini, roda organisasi yang Anda pimpin sudah berjalan sesuai harapan ?

Kalau harapan, tentunya belum semuanya berjalan. Tetapi, perhatian Pemkot Surabaya melalui Dispora kepada cabang olahraga, terus berjalan sesuai mekanisme.

Misalnya soal anggaran per cabor, sudah berjalan lancar,  dan InsyaAllah untuk semua cabor, sehingga terselanggaralah piala wali kota dan piala KONI.

Selain itu,  pemkot juga memberikan reward kepada atlet yang menang di kejuaraan daerah. Apresiasi lainnya, atlet-atlet berprestasi, diberikan rekomendasi untuk masuk sekolah pilihannya melalui  jalur prestasi olahraga. Yang satu ini sudah berjalan lama.

Jika cabor mendapat perhatian besar dari pemkot, bagaimana dengan KONI? Mengingat, dalam tupoksinya, KONI sebagai ujung tombak pembibitan, pembinaan, dan pengembangan olahraga prestasi ? 

KONI hanya berharap, dan mengupayakan agar monev (monitoring dan evaluasi) yang selama ini tak terlaksana, berjalan lagi. Sebab, sejak berakhirnya Porprov V/2015 Banyuwangi, monev vakum. Itu lantaran gelaran Porprov diundur menjadi empat tahunan.

Karena begitu pentingnya monev,  sehingga kami berharap tahun depan ini (2019) sudah harus jalan, bersamaan dengan pelaksanaan Puslatcab.

Kami sudah mengajukannya ke pemkot, dan sudah disetuji untuk pelaksanaannya (puslatcab dan monev). Puslatcabnya nanti akan dimulai dengan tes kesehatan, dan pelatihan.

Apakah sudah siap menyongsong Porprov V/2019, dan berapa atlet yang akan diterjunkan?

Soal kesiapan, jelas adalah. Sedangkan jumlah atlet yang sudah terekam sebanyak 770 orang, sedangkan pelatihnya ada 220 orang. Inilah jumlah yang kami persiapkan menuju Porprov.

Tetapi, semua itu bisa berubah, tergantung juknis dan juklak dari KONI Jawa Timur. Kami masih menunggu juknis dan juklaknya, untuk kemudian didiskusikan bersama Dispora dan instansi terkait.

 Apalagi ada ada penambahan lima cabor baru (sepatu roda, pentaque, menembak, paralayang, muaythai). Dengan penambahan lima cabor itu, selain akan menambah kuota atlet dan pelatih, maka cabor yang akan dipertandingkan di Porprov menjadi 40 cabor.

Sejauh ini, bagaimana Anda melihat peta kekuatan di masing-masing cabor ?

Koordinasi yang kami lakukan selama ini, setiap cabor, rata-rata ada peningkatan. Sebab, setiap ada kegiatan atau kejuaraan, saya selalu melihat dan menanyakan kemajuan atletnya. Bahkan, mereka (cabor) juga berani memasang target perolehan medali lebih banyak dari sebelumnya.

Misalnya judo. Dari 12 medali emas di Porprov V/2015, mereka berani pasang target 16 medali di 2019 nanti. Cabor catur juga, yang dulu tiga medali pasang target lima medali. Begitu juga wushu, dari dua medali sebelumnya, mereka menarget empat medali. Kita punya lumbung emas di cabor perorang, mulai dari panahan, renang, bela diri dan lainnya.

Semua target itu akan tercapai, jika puslatcab berjalan sesuai harapan. Sebaliknya, target akan susah terpenuhi, jika harapan pelaksanaan puslatcab tidak berjalan dengan sempurna.

Bagaimana di Porprov VI/2019 mendatang, apakah tetap dengan target juara umum. Mengingat, daerah lain juga tak mau diam, dan jauh-jauh hari sudah mempersiapkan timnya dengan matang ?

Pasti. Suroboyo wani rek. Targetnya tetap juara umum untuk yang keenam kali. Rek, Surabaya punya kekuatan yang pasti tidak dimiliki oleh daerah lain.

Hanya saja, kembali saya tekankan, semua juga tergantung pada juklak dan juknis yang akan dikeluarkan KONI Jatim. Baik  itu menyangkut batasan usia, kriteria pertandingan, atau juga kelas-kelas yang dipertandingkan.

Kalau juklak dan junisnya sudah ada, berarti khan arahnya sudah jelas harus melangkah ke mana. Jadi, kita harap tahun ini juknis dan juklaknya sudah muncul, sehingga semua bisa mempersiapkan diri. Bukan cuma untuk Surabaya, tetapi juga  kabupaten/kota lainnya.(wetly ha aljufri)