Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini didampingi jajaran pengurus Rumah Bonsai Indonesia, membuka Festival Bonsai di Taman Surya, Minggu (25/11/2018).
Usai membuka festival, Wali Kota Risma sempat berkeliling, melihat-lihat 350 bonsai yang dipamerkan peserta. Ia pun terkagum-kagum dengan keunikan dan bagusnya bonsai yang penuh seni itu.
Risma berharap kepada penyelenggara, agar festival tersebut bisa dijadikan agenda rutin setiap tahunnya di Kota Surabaya.
Selain bisa menjadi agenda rutin, Risma mengaku ingin mengangkat festival bonsai yang digelar Rumah Bonsai Indonesia ini, menjadi Festival Bonsai Internasional.
Untuk mencapai itu, maka diperlukan event tahunan yang rutin digelar supaya bisa terdeteksi oleh pecinta bonsai dunia.
“Dengan menjadi festival internasional, ke depan akan dapat mengembangkan perekonomian. Bukan hanya bagi warga Kota Surabaya, tapi juga bagi warga lain termasuk para pecinta bonsai,” katanya.
Ketua Rumah Bonsai Indonesia Prof Zudan Arif Fakrulloh, mengapresiasi tanggapan Wali Kota Risma, karena langsung merespon positif festival bonsai yang kedua ini.
“Ini sangat luar biasa. Baru kali ini ada pejabat pimpinan daerah yang langsung merespon positif terhadap festival ini, dan langsung ingin memasukkan ke dalam agenda tahunan. Saya juga berharap pimpinan daerah lain meniru Bu Risma untuk peduli kepada bonsai,” kata Prof Zudan.
Ia juga mengaku senang apabila festival bonsai ini dijadikan festival internasional, karena Rumah Bonsai Indonesia itu memang ingin menjadikan bonsai ini menjadi komoditas internasional. Alhasil, apabila menjadi festival internasional, maka turis-turis yang sedang berwisata ke Surabaya, juga bisa menyaksikan berbagai bonsai dari seluruh pelosok Indonesia.
Prof Zudan menambahkan, kolaborasi dengan Surabaya itu sangat cocok dan tepat. Sebab, Kota Surabaya sudah dikenal dengan kota hijau yang tediri dari banyak ikon tamannya. “Nah, festival bonsai ini diharapkan dapat menambah ikon baru di Surabaya itu,” ujarnya.
Festival Bonsai berlangsung sepekan, atau sejak 25 November hingga 2 Desember 2018. Dari 200 peserta yang ambil bagian, ada sekitar 350 bonsai yang dipamerkan. Peserta berdatangan dari Bali, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan dan luar pulau lainnya. (wt)