Pakde Karwo Ajak Orang Tua dan Guru Komunikasikan Mapel Siswa

Pakde Karwo Ajak Orang Tua dan Guru Komunikasikan Mapel Siswa
Gubernur memberikan sambutan pada hari Guru Nasonal di Pamekasan, Sabtu (17/11/2018)

Pamekasan – Gubernur Jatim meminta orang tua dan guru untuk bersama-sama membicarakan jumlah mata pelajaran (Mapel) yang akan diberikan kepada peserta didik.

Apalagi, permasalahan banyaknya Mapel yang harus dipelajari oleh para peserta didik membutuhkan penyelesaian segera. Dan substansi dasar di dunia pendidikan dinilainya berada pada peran orang tua dan guru.

“Oleh karena itu orang tua dan guru harus berkomunikasi dan bersama-sama agar ada satu kata dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi seorang siswa,” ungkapnya Gubernur Soekarwo pada peringatan Hari Guru Nasional, HUT ke 73 PGRI dan Hari Aksara Internasional ke 53, di Stadion A. Yani, Kab. Pamekasan, Sabtu (17/11).

Melihat pentingnya peran kedua sosok tersebut, Gubernur Jatim yang sering disapa Pakde Karwo itu meminta agar keduanya duduk bersama menentukan jumlah Mapel yang layak untuk dipelajari. Termasuk dengan Dinas Pendidikan sebagai perwakilan pemerintah.

Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo mendapat ucapan salam dari para penari yang ikut memeriahkan hari guru nasional.
Gubernur Jawa Timur Pakde Karwo mendapat ucapan salam dari
para penari yang ikut memeriahkan hari guru nasional.

“Saat sekolah dahulu hanya tiga mapel yang didapat, yaitu bahasa, berhitung dan pengetahuan umum, tapi sekarang banyak,” ujarnya.

Selain mengkomunikasikan jumlah Mapel, Pakde Karwo juga mengajak kepada para guru untuk mempersiapkan anak didik mereka mengenal perkembangan teknologi digital. Pertama peningkatan kemampuan dan kualitas dalam menghadapi berkembangnya dunia digital (cyber technology), serta peningkatan kemampuan sosial budaya.

Kemampuan sosial budaya menurutnya bagaikan air jernih yang mengalir membersihkan kotoran-kotoran. Dalam perkembangan dunia digital terdapat dua sisi mata pisau, yakni hal keburukan dan kebaikannya.

“Artinya, pengetahuan sosial budaya diajarkan kepada anak didik sebagai penangkal sisi negatif atau menyaring dan memfilter berkembang dunia digital atau cyber tecknology,” paparnya.