KEDIRI – Munculnya pemberitaan yang tersebar melalui media sosial sudah tidak bisa terelakkan lagi. Selain bermanfaat untuk mempermudah akses berkomunikasi.Namun, makin banyaknya pengguna media sosial, bisa berdampak negatif akan beredarnya berita yang tidak bertanggung jawab, seperti berita bohong atau berita hoaks.
Untuk menyikapi hal tersebut Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Putri Nadlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Kediri menggelar Workshop Literasi Digital dengan tema “Merawat Kebhinekatunggalikaan dengan Bijak Bermedia Sosial”. Acara ini, berlangsung di Aula Kantor PCNU Jl. Imam Bonjol No. 38 Kediri, Sabtu (20/10/201).
Hadir dalam acara itu, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, jajaran pengurus pengelolawebsite indonesiabaik.id, Kominfo Provinsi Jatim, Kominfo Kabupaten Kediri dan PCNU Kabupaten Kediri serta para peserta dari perwakilan pelajar baik SMA, SMK,mahasiswa, pengurus cabang IPPNU, maupun santriwan dan santriwati se-Kab. Kediri.
“Tujuan dari diselenggarakannya workshop ini adalah untuk menciptakan generasi muda yang optimis, berfikiran positif, menjunjung tinggi nasionalisme dan kebhinekaan serta menjadi pengguna media sosial yang bertanggung jawab”, ujar Siti Meiningsih selaku Direktur Pengelolaan Media dari Kementerian Kominfo.
Dengan jumlah pengguna media sosialyang besar, salah satunya facebook yang penggunanya mencapai 1 milyar akun di seluruh dunia. Ditambah lagi per Agustus 2017 lalu, penguna aktif Whatsapp bahkan mencapai 1,1 milyar pengguna di seluruh dunia. Dan, untuk pesan dalam whatsapp saja mencapai 5,5 milyar pesan per hari.
“Untuk itu dengan banyaknya media teknologi dan informasi, literasi mediaperlu segera kita gaungkan, supaya informasi maupun berita yang beredar disharing terlebih dahulu sebelum kita share,” urai Sovia Kurniawati dari Diskominfo Propinsi Jatim, menimpali.
Menurutnya, dengan adanya UU ITE, masyarakat harus bijak dan berhati-hati dalam bermedia sosial agar terhindar dari dampak negatifnya.Jadi adanya literasi media sekarang ini merupakan hal yang sangat positif.
” Dan kami sangat mendukung penuh untuk bersikap memilih dan kritis terhadap media sosial, supaya terkontrol dalam mengaksesnya di kehidupanbermasyarakat,” pungkas Sovia.
Sekedar diketahui, dalam acara workshop ini juga disampaikan Ideologi Pancasila oleh Bob. R. Randilawe, staf ahli dari BPIP. Sedangkan, Abror Fauzi seorang praktisi Indonesiabaik.id menyampaikan tentang pembuatan konten positif videografis meme maupun vlog.
“Diharapkan workshop ini menjadi titik awal tumbuhnya pendidikan karaktersebagai kunci utama untuk kembali melahirkan generasi muda yang memiliki rasa nasionalisme dan kebhinekaan yang tinggi pada era globalisasi sekarang ini.Oleh karena itu para generasi milenial sekarang ini khususnya para pelajar harus bisa memanfaatkan media sosialdengan baik dan cerdas,” ungkap Nur Wedia Devi Rahmawati, Ketua IPPNU Kab. Kediri. (kominfo/adv/bud)