Oleh : Nur Kholis – Ketua Biro Organisasi DPD Partai Golkar Jawa Timur
Genderang tahun politik telah ditabuh, dimulai pilkada serentak 2018 dan akan dilanjutkan pemilihan legislative dan pemilihan presiden 2019. Kini partai Golkar telah memasuki hari ulang tahun yang ke 54. Tentunya usia ini seiring dengan dinamika Partai Golkar dari masa orde lama, masa orde baru, masa reformasi dan sampai sekarang. Golkar Sebagai penopang utama pemerintahan orde baru dengan mekanisme jalur ABG membuat orde baru tak tertandingi bahkan terlebih saat terbitnya keputusan penting tentang monoloyalitas PNS kepada Golkar.
Keputusan itu adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri No 12 tahun 1969 tentang larangan bagi Pegawai Negeri Sipil untuk aktif dalam partai politik. “Sedangkan Golkar pada saat Orde Baru itu bukan merupakan partai politik, jadi dengan kata lain semua birokrat harus mendukung Golkar,”. Dengan monoloyalitas itu, birokrasi secara tak sadar disulap menjadi kekuatan yang sangat penting bagi Golkar dalam setiap kemenangannya pada setiap kali pemilu dimasa Orde Baru. ”
Setelah masa pemerintahan orde baru berjalan 32 tahun, krisis ekonomi yang melanda Indonesia mulai tahun 1997 tidak terbendung dan melahirkan demontrasi terjadi dimana-mana sehingga menjadi titik awal runtuhnya kekuasaan orde baru dengan sebuah episode pada 1998 Soeharto mengundurkan diri. Dari sinilah Indonesia mengalami masa transisi yang kemudian melahirkan BJ habibie sebagai presiden.
Pada tahun 1998 reformasi bergulir, tidak disangka bahwa akhirnya Golkar terkena imbasnya sebagai utama kekuatan politik orde baru. Kekuatan golkar semakin tergerus dengan dihapusnya dwifungsi ABRI dalam pemerintahan dan politik yang sebelumnya menjadi benteng pertahanan orde baru dan mendukung golkar dalam menjalankan kebijakan-kebijakan strategis.
Sejak reformasi bergulir sampai sekarang banyak ujian yang menerpa partai golkar, ujian itu tidak henti-hentinya menghantui partai golkar, salah satu isu yang mendegradasi partai golkar adalah isu-isu tentang korupsi dan dinamika internal yang semakin dinamis.
Dari isu ini mengakibatkan elektabilitas dan keperscayaan masyarakat menurun. Peristiwa ini terjadi dan menjadi persepsi publik negative terhadap golkar di mulai sejak runtuhnya kekuasaan orde baru dan peralihan kepemimpinan partai Golkar dari Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Aburizal Bakri, dan Setya Novanto sampai sekarang, isu korupsi dan keretakan internal menjadi komoditas politik yang menyandera partai golkar. Meskipun ulang tahun partai golkar yang ke 54 ini dalam situasi kebatinan yang kurang menyenangkan, dimana posisi partai kita menjadi sorotan public karena beberapa masalah.
Maka situasi ini henaknya cepat direspon oleh elit-elit partai golkar untuk melihat masyarakat akar rumput. Karena kader-kader yang terbaiklah yang akan mampu mengembalikan kepercayaan publik. Jangan sampai ketika partai lain sibuk bekerja untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara, kader golkar justru disibukkan mengisi rekening pribadinya yang telah menjadi persepsi publik.
Sebagai partai politik yang matang, tegar dan telah berpengalaman serta teruji, sebagaimana tertuang dalam ikrar dan sumpah partai golkar sebagai Pembina persatuan dan kesatuan yang berwatak setia kawan semakin memperkokoh tali persatuan dan kesatuan sebagai landasan filosofis, disaat partai kita tertimpa musibah semangat setia kawan seyogyanya tetap menjadi pijakan dalam menjalankan roda organisasi. partai golkar harus selalu punya cara menyelesaikan dengan cepat masalahnya, dengan modal militansi, eksistensi dan pergerakannya yang cepat dan cerdas dalam menyelesaikan masalah.
Positioning Golkar menghadapi Krisis Kepercayaan Publik.
Partai golkar sebagai kanalisasi dari kepentingan masyarakat agar diperjuangkan menjadi kebijakan Negara, posisi partai golkar yang berada ditengah-tengah antara Negara dan masyarakat dan menjadi jembatan penghubung diantara keduanya. Negara memerlukan masyarakat agar tahu kebijakan apa yang mestinya dibuat.
Masyarakat memerlukan Negara agar kepentingannya di akomodasi, posisi partai golkar harus memperlancar hubungan Negara dan masyarakat. Partai golkar selama ini bisa bertahan sebagai partai papan atas karena selalu dekat dengan masyarakat sekaligus memiliki kemampuan untuk selalu berada dalam lingkaran kekuasaan dengan tujuan dapat mengarahkan kebijakan Negara sesuai kehendak masyarakat.
Posisi ini selayaknya menjadi kesempatan untuk memberitakan kesuksesan pemerintah mewujudkan visi kesejahteraan rakyat dengan branding partai golkar sebagai partai pendukung penuh pemerintah. Karena fenomena public ditahun politik akhir-akhir ini, cenderung memiliki pandangan negative terhadap partai golkar. Isu keretakan internal semakin menjauhkan partai pada masyarakat, karena sudah terjerumus dengan perjuangan dan intrik untuk kepentingan elit-elitnya saja, hal ini semakin menimbulkan jarak dan persepsi negative serta rendahnya kepercayaan dari masyarakat yang mestinya menjadi alas an utama hadirnya sebuah partai.
Persepesi negative masyarakat ini mempunyai narasi dengan apa yang tergambar dan terlihat oleh masyarakat atas prilaku dan informasi yang sampai kepada mereka tentang parpol dan politisi didalamnya. Opini public yang sering kita dengar bahwa politisi adalah orang yang hanya peduli pada kepentingan pribadinya, banyak berjanji, tetapi lebih sering tidak menepatinya dan lebih suka bicara tentang diri mereka. Dengan memory negative seperti ini akan memperkuat kepercayaan public kepada partai golkar semakin rendah.
Oleh karena itu perlu adanya platform dan orientasi kebijakan partai yang dinamis bukan statis, dengan terus menerus beradaptasi dengan perkembangan dan perbaikan sesuai tuntutan perubahan. Hal yang sangat penting bagi golkar ke depan, adalah memiliki komunikasi internal, baik vertical dan ahorizontal yang dijalankan secara terbuka dan akomodatif sehingga efektif.
Transparansi adalah aspek kedua agar partai golkar sukses. Kalau partai mampu menjalankan praktek transparansi , mengenai laporan keuangan, sumber donasi, biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah asetnya baik di internal partai maupun kepada public tanpa diminta serta mampu melakukan pengawasan akuntabilitas partai kepada anggota partai, para pemilih atau masyarakat umum, jika suatu saat terjadi masalah menyangkut aspek ini, proses investigasi dan sanksi akan mudah dilakukan bagi yang melanggar.
Dengan demikian bisa dipastikan pargai golkar akan selalu hadir ditengah-tengah masyarakat sehingga ia dapat tumbuh dan besar seiring dengan perkembangan masyarakat dengan hadirnya unit-unit geografis ataupun fungsional partai juga berfungsi secara berkesinambungan.
Mengubah persepsi publik
Golkar sebagai partai yang tidak tergantung dengan figur ketua umum, maka system organisasi partai harus berjalan secara cepat dan cerdas, sekaligus butuh kerja keras semua kader untuk mengembalikan kepercayaan public, melalui karya kekaryaan, dan soliditas kader dengan selalu mendengar dan peduli terhadap apa yang menjadi keinginan masyarakat dan mampu menjawab dengan kerja nyata melalui kegiatan social kemasyarakatan maupun dengan penyatuan pemikiran tokoh-tokoh agama, bahwa kehadiran partai golkar dilahirkan untuk menyelamatkan bangsa dari gerakan politik identitas yang dominan dan jauh dari nilai-nilai agama.
Maka apabila hal ini bisa dilakukan dengan terstruktur rapi dan massif, maka bukan tidak mungkin para pendukung Golkar yang sementara masih jalan jalan pada Pemilu Legislativ 2019 akan kembali rumah lamanya.
Kader Golkar harus mampu merubah persepsi negativ di masyarakat dengan prilaku yang jujur dan mau mendengar jeritan rakyat. Pengalaman partai golkar dalam menjalani ujian seyogyanya meneguhkan semangat dan harapan untuk terus berjuang dan berbuat yang terbaik bagi bangsa ini. Menghentikan tontonan konflik internal yang mempunya narasi dominan mendahulukan kepentingan kelompok bukan kepentingan bangsa dan Negara sebagai instrumen tergerusnya suara partai golkar.
Maka dalam HUT partai golkar yang ke 54 ditahun politik ini menjadi momentum napak tilas dan refleksi afirmatif sejarah sekaligus membuka peta jalan baru partai golkar kedepan untuk menghadirkan kembali kewibawaan dan marwah partai dan bertekad bulat melaksanakan amanat penderitaan rakyat untuk membangun masyarakat adil, makmur, aman, tertib dan sentosa dengan semangat, kerja keras, jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pembaharuan dan pembangunan sebagai implementasi ikrar partai golkar dan tagline partai golkar “ suara rakyat suara golkar ”.
Momentum Pileg 2019 kesempatan partai ini melahirkan kader-kader yang berintegritas, sebagai upaya menyakinkan masyarakat bahwa golkar adalah partai yang bersih dan cerdas dalam melahirkan pembaharuan dan pembangunan. Karena masa depan partai golkar ada ditangan seluruh kader partai golkar dengan terus mendengar suara rakyat, mengetahui persoalan yang dihadapi dan mencarikan solusinya maka kejayaan dan kemenangan partai golkar 2019 akan diraih.
Dirgahayu Partai Golkar ke 54. Selamat berjuang merebut kemenangan 2019.