Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Suir Syam mengatakan, tingginya kasus stunting di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur, bisa menjadi pilot project pencegahan dan penanggulangan stunting. Pasalnya, berdasar informasi pada Maret 2018 lalu, ada kasus sebanyak 4.007 anak balita di bawah usia lima tahun mengalami stunting di Kota Malang.
Bahkan, merujuk data resmi Dinas Kesehatan Kota Malang, jumlah balita yang mengalami stunting kategori sangat pendek sejumlah 978 anak dan kategori pendek ada 3.029 anak. Jumlah tersebut didapat dari total balita di Kota Malang sebanyak 54.469 anak.
“Karena tingginya kasus stunting yang ditemukan di Kota Malang dan sekitarnya inilah, maka Malang bisa dijadikan pilot projectpencegahan dan penanggulangan stunting,” Demikian release yang diterima wartatransparansi pada Senin (1/10/2018) .
Anggota Komisi lX DPR Rl Suir Syam mengatakan dalam pertemuan dengan dinas terkait di Kota Malang, pada Jumat lalu, terungkap ada perbedaan data mengenai jumlah balita yang mengalami stunting di Kota Malang, antara Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Malang, dan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Menurutnya, perbedaan data ini merupakan hal yang biasa.
“Perbedaan ini terjadi karena ada sampel stunting yang mungkin tidak seimbang antara jumlah penduduk di lapangan dan data dari dinas atau rumah sakit. Sehingga perlu adanya pemuktahiran data kembali. Data stunting yang tadinya dinilai tinggi 2017, sudah mulai menurun secara signifikan tahun 2018 ini,” imbuh legislator dapil Sumatera Barat itu.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Ali Mahir mengatakan, dalam laporan yang disampaikan Pemerintah Kota Malang kepada Komisi IX DPR RI per Maret 2018, balita yang mengalami stuntingsebesar 8 persen, dan pada September 2018 ini sudah di bawah 6 persen. Menurutnya, jika ini dapat dipertahankan, Kota Malang bisa menjadi percontohan.
“Ini rentang perubahannya sangat signifikan. Bila valid dan terus dipertahankan, Kota Malang akan menjadi pilot project yang baik. Penting bagi pemerintah untuk terus menjaga stabilitas stunting. Karena generasi saat inilah yang sedang didorong lepas dari stunting. Merekalah yang akan produktif mengawal majunya Indonesia 2045,” kata Ali Mahir.
Legislator Partai NasDem itu juga mengapresiasi langkah Dinas Kesehatan Kota Malang yang sudah mempunyai program-program penanggulangan stunting yang baik, ahli gizi yang banyak, serta memiliki kader-kader Posyandu yang kredibel.
“Tinggal bagaimana dinas-dinas terkait lainnya membantu penanggulangan ini jadi lebih efektif lagi. Sanitasi diperbaiki, pendidikan kesehatan terhadap gizi buruk juga terus disosialisasikan, pola dan karakter hidup sehat juga dikembangkan,” pesan legislator dapil Jawa Tengah itu. (sam)