Sepatutnya Bupati Menganugerahi Agung Wilis sebagai Pahlawan

Sepatutnya Bupati Menganugerahi Agung Wilis sebagai Pahlawan
Ilustrasi : Perjuangan Agung Wilis yang seharusnya sudah mendapat penetapan sebagai Pahlawan.

BANYUWANGI – “Saya yakin, diakui atau tidak oleh pemerintah, nama Agung Wilis tetap pahlawan dihati wong Blambangan!,” ungkap Hidayat Subuki, warga Muncar, Banyuwangi.

Lalu, sebagai rakyat biasa, Subuki mengaku sedih karena tidak ada satupun gelar yang diberikan pemerintah kepada Agung Wilis.

“Agung Wilis tentu tidak pamrih perjuangannya diakui. Tapi kita sebagai orang Banyuwangi patut kiranya menghargai jasa-jasanya,” ungkapnya.

Dia mengapresiasi niat baik komunitas pecinta sejarah Blambangan yang telah menggelar sarasehan sejarah di Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi beberapa waktu lalu.

Dalam sarasehan itu, Sejarawan asal Banyuwangi, Samsubur, mengatakan ada tiga sosok yang layak dijadikan pahlawan Blambangan, yakni Agung Wilis, Rempeg Jogopati, dan Sayu Wiwit.

Banyak sumber dari babat dan Daag Register VOC kala menyebut Wong Agung Wilis. Dia pernah diasingkan, Bahkan sampai tiga kali. Tetapi dia selalu lolos. Dalam pelarian itulah dia mampu menghimpun pasukan untuk menyerang VOC yang menguasai Pelabuhan Banyualit (Blimbingsari, red).

Pegiat sejarah, Aji Wirabhumi, mengatakan, Wong Agung Wilis sebenarnya sangat pantas dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah.

“Agung Wilis mampu menyatukan berbagai suku melawan penjajah. Jangan dianggap perang Blambangan sebatas antara perang wong Blambangan dengan VOC. Tapi juga melibatkan suku lain, seperti Bali, Jawa, Madura, dan Bugis. Jadi layak Agung Wilis. dijadikan pahlawan Nasional karena sebagai pencetus gerakan Bhinneka Tunggal Ika.

Namun dari semua fakta yang dipaparkan, ada satu tuntutan yang harus diperhatikan. Yakni mendesak Bupati Abdullah Azwar Anas untuk memberikan tanda jasa atau penghargaan kepada Agung Wilis.

“Kita ingin Bupati memberi gelar pahlawan daerah kepada Agung Wilis. Tidak perlu dipertanyakan lagi apa alasannya,” jelas Aji Wirabhumi. (def)