MOJOKERTO (WartaTransparansi.com) – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto tidak bisa menghilangkan kegiatan outing class untuk pelajar TK sampai SMP pasalnya program tersebut merupakan bagian dari kurikulum merdeka dengan maksud untuk mengembangkan keterampilan siswa.
Kadis Dikbud Kota Mojokerto Ruby Hartoyo menjelaskan jika program outing class merupakan bagian dari kurikulum merdeka. Sedankan kegiatan Outing Class ini dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan siswa. Namun untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan atau kenyamanan lainnya, lokasinya bisa disesuaikan.
“Kegiatan ini tidak bisa dihilangkan karena bagian kurikulum merdeka, tapi program outing class bisa disesuaikan, guna memberi rasa nyaman pada siswa”jelas Ruby Hartoyo, saat dikonfirmasi usai melakukan evaluasi bersama Kepala Sekolah TK, SD dan SMP atau sederajad se Kota Mojokerto, di Aula Dikdub, Kota Mojokerto, Selasa (4/2/2025).
Menurut Ruby Haratoyo, sebelum mengundang semua kepala sekolah TK – SMP se Kota Mojokerto, Dinas Dikbud telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kota Mojokerto bersama perwakilan SMPN 7 dan Komite sekolah terkait tragedi kecelakaan laut di pantai Drini Gunungkidul yang mengakibatkan 13 siswa hanyut, empat diantaranya meninggal dunia.
Kesimpulan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) DPRD Kota Mojokerto, DPRD memberikan beberapa rekomendasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot). Diantaranya, menangguhkan seluruh kegiatan outing class di setiap jenjang pendidikan mulai TK, SD dan SMP yang bertujuan di luar Mojokerto
Selain itu DPRD juga meminta Dinas Pendidikan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap menejemen pengelolaan pendidikan yang ada di Kota Mojokerto. Bersamaan itu Dinas Dikbud juga diminta melakukan pendampingan penuh terhadap keluarga korban.
“Semua rekom DPRD sesuai hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) kali ini, telah kami laksanakan sejak mendengar awal kejadian hingga masa berkabung keluarga korban hingga saat ini,” jelas Ruby Hartoyo.
Terkait peristiwa tersebut, Kadis Dikbud mengaku jika Dinas Pendidikan baru menerima proposal kegiatan outing class yang dilakulan SMPN 7 Kota Mojokerto di akhir Januari 2025 lalu, tujuan utama outing class mengunjungi di Batik Jawon, di Jawea Tengah..
“Disana kegiatanya selama 3 jam, karena ada waktu luang beberapa siswa main ke pantai dan terjadilah tragedi kecelakaan laut yang menelan 4 korban jiwa. Untuk program Outing class yang akan datang akan diarahkan ke hal-hal yang bersifat sejarah, bisa di musium atau candi,” pungkas Kadis Dikbud Kota Mojokerto. (*)