Isram Said Lolo, ‘Berbisnis dengan Tuhan’ Berujung Jadi Ketua DPW PEKNAS Sulteng

Isram Said Lolo, ‘Berbisnis dengan Tuhan’ Berujung Jadi Ketua DPW PEKNAS Sulteng

PALU (WartaTransparansi.com) –Isram Said Lolo, putra daerah Pantai Timur Kabupaten Parigi Moutong, kelahiran 2 Mei 1974, sudah berkeinginan membangun ekonomi kerakyatan sejak aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Isram Said Lolo, 'Berbisnis dengan Tuhan' Berujung Jadi Ketua DPW PEKNAS SultengKeinginannya itu kemudian diwujudkan dengan metode surgawi yang disebutnya “Berbisnis dengan Tuhan” yang aneh dari segi logika dasar. Namun, ia kemudian menjabarkan konsep itu lewat logika agama di mana Bisnis dengan Tuhan mengandung pengertian bersedekah.

Menurut Irsam, metode bisnis dengan Tuhan itu sudah lama dijalaninya dan hasilnya bisa terwujud dengan cepat, tepat, dan aman. Bahkan ia mengaku saat diberi kepercayaan untuk membentuk kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah (DPW) Pemberdayaan Ekonomi Rakyat Nasional (PEKNAS) Sulteng, dirinya diberi tenggat waktu 4 bulan untuk merampungkan kepengurusan tersebut. Alhasil, dengan cara yang diyakininya, ia mampu merealisasikannya hanya dalam waktu 30 hari.

“Saya sampaikan, dengan DPP waktu itu, kalau saya diberi waktu 4 bulan untuk membentuk kepengurusan, maka saya sampaikan ke DPP cukup beri waktu 1 bulan saja.Kalau 30 hari tidak terbentuk di setiap Kecamatan atau ada satu Kecamatan yang tidak terbentuk di Sulteng, apalagi satu Kabupaten, maka DPP tolong bekukan saja kepengurusannya. Saya akan bongkar sendiri,” kata Isram yang ditemui di Sekretariat DPW PEKNAS Sulteng. Sabtu, (18/1/2025)

Saat diberi amanah dari DPP PEKNAS, kata Isram, ia kemudian menyiapkan 3 konsep strategis. Konsep itulah yang kemudian dipaparkannya dan hasilnya telah terbentuk 7.400 anggota DPW, DPD, DPC Kota dan Kabupaten se-Sulteng dan terbukti dengan hadirnya seluruh pengurus baru DPW PEKNAS Sulteng pada pelantikan periode 2024-2029, di Sriti Convention Hall, Kamis (16/1).

“Karena untuk meraih sebuah harapan itu harus menggunakan tiga konsep. Pertama, kita menggunakan metode yang tepat, Kedua, kita menggunakan orang yang tepat.Dan Ketiga, waktu yang tepat.Alhamdulillah, saya sudah tentukan strategi yang tepat waktunya, kemudian juga publikasikan apa yang saya bawa persoalan kemiskinan itu menyangkut kesejahteraan masyarakat. Alhamdulillah, saya mudah membentuknya di semua kabupaten dan kota, kemudian saya laporkan semua struktur kepengurusan, karena saya by data.Saya tidak mau terima data kepengurusan kalau itu hanya nama.Saya minta data kepengurusan.Nama, KTP, biodata jadi Alhamdulillah semua strukturnya sudah lengkap,” terang Isram.

Namun, Isram mengatakan, awalnya saat ditawari mengemban amanah itu, dirinya masih merasa ragu. Sebab, menurutnya PEKNAS tidak ada bedanya dengan banyak ormas lainnya.

“Jadi setelah saya pelajari, saya bilang tolong kirim ADRT-nya, saya pelajari dulu, tata tertib organisasinya, atau profil singkatnya seperti apa, visi besarnya seperti apa, apakah dia berafiliasi dengan partai atau tidak. Kalau dia berafiliasi dengan partai, saya pasti mundur. Tapi kalau dia independen, saya terima.Ternyata setelah saya pelajari, dia punya visi besar, yaitu orientasinya lebih ke penguatan ekonomi kerakyatan nasional,” tutur Isram yang juga pendiri sekaligus Direktur LSM FORMAT.

Menurut Isrma, setelah mempelajari baik ADRT maupun tata tertib organisasi PEKNAS, dia melihat ada kesamaan visi dan misi saat maju sebagai calon Bupati Parigo Moutong tahun lalu, yaitu pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui UMKM.

“Jadi menurut saya, Peknas itu bukan hanya ormas biasa, lebih spesifik penguatan kewirausahaan, yaitu ormas yang bergerak di bidang kewirausahaan. Bergerak di bidang pembinaan pemuda, ormas umumnya bergerak di bidang pembinaan masyarakat umum. Jadi Peknas itu lebih ke penguatan ekonomi kewirausahaan. Nah, di situlah tujuan calon bupati tahun lalu bertemu, yaitu mengangkat taraf ekonomi masyarakat miskin,” ungkapnya. (Rahmat Nur)