KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Pesta demokrasi di Kabupaten Kediri semakin semarak dengan hadirnya Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang mengusung tema budaya Jawa. Salah satu TPS yang mencuri perhatian adalah TPS 01 Desa Jambu, Kecamatan Kayen Kidul. Dengan dekorasi khas budaya Jawa dan petugas yang mengenakan pakaian adat, TPS ini sukses menciptakan suasana yang berbeda pada hari pemungutan suara, Rabu (27/11/2024).
Memasuki area TPS, warga langsung disambut dengan ornamen-ornamen khas Jawa seperti wayang kulit, bunga-bunga tradisional, dan nuansa dekorasi yang mencerminkan kehangatan budaya lokal. Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pun tampil menawan dengan busana tradisional lengkap, mulai dari kebaya hingga beskap dan blangkon.
Hariyati, anggota KPPS TPS 01, menjelaskan bahwa tema budaya Jawa ini sengaja dipilih untuk menarik minat masyarakat datang ke TPS. “Kami ingin mengangkat kearifan lokal sekaligus menciptakan suasana yang unik agar warga lebih antusias menggunakan hak pilihnya,” ujarnya.
TPS 01 Desa Jambu memiliki 597 Daftar Pemilih Tetap (DPT). Hariyati berharap konsep TPS yang unik ini mampu meningkatkan partisipasi pemilih, sekaligus menjadikan Pilkada 2024 lebih meriah dan berkesan.
Antusiasme warga pun terlihat dari komentar Nining Heriyana, salah seorang pemilih. Ia mengaku sangat menikmati suasana TPS dengan konsep budaya Jawa ini. “Bagus, indah, dan nyaman. Suasananya bikin tenang, jadi makin semangat untuk datang dan memilih,” ungkapnya.
Konsep TPS bertema budaya tidak hanya menjadi inovasi dalam penyelenggaraan Pilkada, tetapi juga bentuk apresiasi terhadap kekayaan budaya Nusantara. Inisiatif ini diharapkan mampu mendorong warga untuk lebih bersemangat berpartisipasi dalam pesta demokrasi, sekaligus memperkuat rasa cinta terhadap warisan budaya lokal.
Dengan hadirnya TPS bertema budaya seperti di Desa Jambu, masyarakat tidak hanya melaksanakan kewajiban demokrasi, tetapi juga mendapatkan pengalaman yang berkesan dan sarat makna. Kabupaten Kediri pun membuktikan bahwa pemilu bisa menjadi ajang mempererat kebersamaan dalam balutan budaya.(