SIDOARJO (Wartatransparansi.com) – Ratusan anggota Ikatan Hajjah Muslimat Nahdlatul Ulama (IHM NU) Pengurus Anak Cabang Sidoarjo, pengajian rutin, Jumat (15/11/2024) di Masjid Al-Hidayah Celep Sidoarjo.
Rais Syuriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU), KH M Nasihin sebagai pemberi ceramah agama menyampaikan bahwa ulama Ibrahim bin Adham mengatakan, bakal datang suatu jaman, dimana di dalam jaman itu akan ada 3 perkara langka. Mengingat sudah akhir jaman. Pertama, saudara yang bisa menghibur; Kedua, orang seperti obat, hanya dibutuhkan sewaktu-waktu. Ketiga, orang modelnya seperti penyakit. Ketika datang selalu dihindari.
Kiai Nasihin menjelaskan, bahwa yang pertama, saudara yang bisa menghibur. Sekarang ini, sudah mulai terjadi banyak sauadara, datang hanya membawa masalah. Bukan menghibur.
Saudara datang membawa permasalahan, lanjut dia, dimana dalam silaturrahmi bukan saling pengertian, dan saling memahami susah dukanya atau suka sesama saudara. Karena hal itu sudah mulai hilang, karena masing-masing berpikir untuk kepentingan sendiri. Atau ego pribadi. “Sehingga kalau ada saudara bisa menghibur itu masuk katagori langka,” tandasnya, Jumat (15/11/2024).
Saudara jaman lama, menurut dia, saling membantu susahnya. Saudara sekarang kurang mendukung sesama saudara.
“Saudara yang bisa menghibur kalau saudaranya jualan Jeruk per kg Rp 12 ribu, sudah 2 hari belum laku dan berubah kesegaran buahnya, biasa turun dengan harga Rp 10 ribu, justru dibeli dengan harga lebih mahal, Rp 12,5 ribu. Saudara seperti ini bisa menghibur,” ujarnya.
“Bukan sebaliknya, dicaci maki dan direndahkan dagangannya, atau dibeli dengan harga murah. Pasti yang seperti itu tidak menghibur,” tukas Kiai Nasihin.
Perihal seperti, menurut dia, pada akhir jaman orang saling mementingkan diri sendiri, dan tidak saling membantu atau mendukung. Sehingga bertemu sesaama saudara lebih suka menghindar.
Kedua, lanjut Kiai Nasihin, orang seperti obat. Yaitu, hanya dibutuhkan karena saat dibutuhkan saja, bukan karena persaudaraan atau menjalin silaturrahmi hanya mementingkan harga atau kebutuhan saja.
Ketiga, lanjut Ketua Syuriah MWC NU Sidoarjo, orang seperti penyakit, dimana kalau datang orang lain justru menghindar atau menghilang. Hal itu dikarenakan orang tersebut tidak bisa menempatkan diri bersifat positif. Tetapi selalu merugikan.
Bahkan, lanjut Nasihin, sesama saudara masih bersifat merugikan atau perilaku negatif, sehingga ketika datang tidak diharapkan atau dihindari.
Menghadapi jaman seperti sekarang ini, menurut dia, lebih baik mengikuti anjuran Rasulullah SAW, yaitu dimana ada orang pada pagi hari mendapat ganjaran seperti orang perang, dan pada malam hari mendapat pahala seperti orang haji. Orang seperti itu, ialah orang ketika ketemu orang lain selalu senyum atau tertawa. Berarti setiap bertemu sesama manusia saling menyapa dan saling membahagiakan.
Pengajian rutin IHM PAC Sidoarjo, diawali dengan tawasul kepada ahli kubur dan dilanjutkan tahlil. Setelah pembacaan talbiyah dan sambutan dari pengurus Masjid Al-Hidayah dan pengurus IHM PAC Sidoarjo. (*)