Kediri  

Mas Dhito Berkomitmen Selesaikan Masalah Guru Honorer di Kabupaten Kediri

Mas Dhito Berkomitmen Selesaikan Masalah Guru Honorer di Kabupaten Kediri
Calon Bupati Kediri, nomor urut 2, Mas Dhito mendengarkan aspirasi guru honorer di Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, terkait pengangkatan menjadi P3K (foto: istimewa)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Calon Bupati Kediri nomor urut 02, Hanindhito Himawan Pramana, berjanji akan secara bertahap menyelesaikan masalah pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) bagi guru honorer di Kabupaten Kediri.

Dalam kesempatan kampanye, Mas Dhito sapaan akrabnya sering mendengar aspirasi dari berbagai kalangan, termasuk para guru honorer. Komitmen antara Mas Dhito dengan P3K, terjadi pada saat bertemu dengan warga di Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Rabu 16 Oktober 2024.

Mas Dhito menerima aspirasi dari Febri, seorang guru honorer yang telah mengabdi selama 15 tahun. Febri menyampaikan harapannya agar para guru honorer, terutama yang sudah lama mengabdi, bisa segera diangkat menjadi P3K.

“Kami berharap dengan pengabdian yang sudah cukup lama, kami bisa langsung diangkat menjadi P3K,” ujar Febri, yang mengajar di SMP 1 Wates.

Febri juga mengapresiasi program insentif yang diberikan oleh Mas Dhito bagi para tenaga pendidik di Kabupaten Kediri. Ia menyebut bahwa insentif ini sangat membantu, terutama bagi guru-guru di jenjang SD, TK, dan SMP.

“Saya, mewakili teman-teman pendidik, ingin mengucapkan terima kasih kepada Mas Dhito atas program insentif yang sangat membantu kami,” ungkap Febri.

Merespons aspirasi para guru, Mas Dhito menegaskan komitmennya untuk terus memperhatikan kebutuhan para tenaga pendidik, khususnya guru honorer. Dalam visi misinya bersama calon wakilnya, Dewi Mariya Ulfa, pendidikan menjadi salah satu sektor utama yang menjadi fokus mereka. Menurut Mas Dhito, para guru yang telah lama mengabdi dan mendidik generasi penerus bangsa layak mendapatkan perhatian lebih.

“Para guru yang telah belasan tahun mengabdi, seperti Ibu Febri, harus dipikirkan dengan serius. Ini adalah masalah yang harus kita selesaikan,” tegasnya.

Hingga tahun 2024, setidaknya ada 2.185 guru di Kabupaten Kediri yang telah diangkat menjadi P3K. Namun, masih ada ribuan guru lainnya yang terdaftar di Dapodik (Data Pokok Pendidikan) yang belum mendapatkan status P3K. Saat ini, tercatat sekitar 6.400 guru di Kabupaten Kediri masih berstatus honorer dan belum diangkat menjadi P3K, baik di sekolah swasta maupun di bawah naungan Dinas Pendidikan.

“Menurut data kami, ada 6.400 guru yang belum diangkat menjadi P3K. Berdasarkan simulasi yang kami lakukan, anggaran yang dibutuhkan untuk mengangkat mereka sekitar Rp 610 hingga Rp 620 miliar,” jelas Mas Dhito.

Ia menambahkan bahwa pengangkatan guru honorer menjadi P3K tidak bisa dilakukan sekaligus, karena terhalang oleh aturan yang ada. Namun, Mas Dhito berkomitmen, jika terpilih kembali untuk memimpin Kabupaten Kediri di periode kedua, ia akan memperjuangkan tambahan formasi P3K ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Menurutnya, formasi yang diberikan saat ini masih terbatas, sehingga memperlambat proses pengangkatan para guru honorer.

Mas Dhito optimistis bahwa dalam lima tahun ke depan, masalah pengangkatan guru honorer bisa diselesaikan secara bertahap.

“Masalah ini adalah komitmen kami dan akan kami selesaikan bertahap dalam waktu lima tahun ke depan,” pungkasnya.(*)