SURABAYA (Wartatransparansi. com) – PT. Granting Jaya melakukan sosialisasi kedua terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL). Dalam kempatan itu pihaknya telah mengundang beberapa elemen masyarakat untuk mengkaji dampak reklamasi dari segi keilmuan kelautan, perikanan, biologi dan tata kota.
Hadir dalam acara tersebut, diantaranya : Walhi, Khatulistiwa, dan perwakilan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) kota Surabaya di kawasan Ken Park Surabaya, Kamis (25/07/2024).
Juru bicara PT. Granting Jaya, Agung Pramono mengatakan semua masukan dari perwakilan aktivis lingkungan hidup dan perwakilan HSNI sangat bagus. Semua akan ditampung dan dikaji untuk menemukan win- win solution . Sehingga pelaksanaan program pengembangan PSN SWL segera terwujud.
”Semua masukan bagus dan akan dicantumkan dalam program kami, dan ini kesempatan kami untuk berdialog dengan semua elemen Masyarakat,” ungkapnya.
Agung sangat berterima kasih ada kesempatan bertemu dengan semua elemen Masyarakat. Apa yang ia lakukan merupakan wujud transparansi dan tidak menutupi rencana proyek SWL.
”Setelah ini kita tetap terbuka bagi siapapun yang belum jelas agar informasi kita bisa diterima Masyarakat dengan baik dan benar, tidak simpang siur,” tegasnya.
Ditempat yang sama, tim ahli penanganan banjir dari ITS, Satrio Damar Nugraha kepada awak media menjelaskan bahwa reklamasi yang dilakukan oleh pengembang antara pulau baru dengan pesisir sejauh 300 meter .
”Adanya kanal yang memisahkan daratan tidak akan mendatangkan banjir asalkan saluran di bagian hilir tidak menghambat saluran bagian hulu,” katanya.
Selain itu hasil penelitiannya menyebutkan bahwa adanya sedimentasi di hilir tidak banyak berpengaruh mendatangkan banjir di daratan karena debit pasang surut air laut di wilayah itu cukup rendah.
”Dari hasil kajian banjir kemarin, kita sangat bergantung pada hilir. Dan catatannya di hilir tidak boleh ada perubahan dan modelnya tergantung pada kelautannya karena hilirnya berada di kelautan,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Pakar dari ITS, Prof Suntoyo. Ia mengaku bahwa reklamasi akan berdampak di bagian sosial ekonomi masyarakat nelayan. Tetapi dari segi teknis, justru reklamasi berdampak positif. karena sesuai perhitungan yang letaknya sudah diatur jauh dari daratan. Semua dilakukan pengembang untuk memperbaiki nasib para nelayan.
Dosen ITS ini mengatakan adanya perwakilan nelayan yang merasa ketakutan datangnya banjir, adalah sikap yang mengada-ada. Terpenting adalah pengembang telah berupaya menciptakan lapangan kerja demi kesejahteraan nelayan di Pamurbaya.
“Saat di reklamasi pasti akan ada situasi baru. Yaitu ada penurunan air 4 cm sampai dengan 10 cm. Kalau ada ketakutan dari sisi banjir, rasanya tidak mendasar,” pungkasnya. (*)